Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Bintang Ungkap Penyebab Kinerja Kuartal III/2021 Masih Tertekan

Sampai dengan September 2021, ASBI membukukan premi bruto senilai Rp327, 22 miliar atau turun 2,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp336,19 miliar.
Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) Hastanto Sri Margi Widodo memaparkan kinerja kuartal III/2021 dalam acara Public Expose secara virtual, Selasa (28/12/2021)/Denis Riantiza M
Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) Hastanto Sri Margi Widodo memaparkan kinerja kuartal III/2021 dalam acara Public Expose secara virtual, Selasa (28/12/2021)/Denis Riantiza M

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Bintang Tbk. menyatakan tertekannya kinerja keuangan sampai dengan kuartal III/2021 disebabkan oleh terganggunya kemampuan bayar dari para nasabah.

Sampai dengan September 2021, emiten berkode saham ASBI tersebut membukukan premi bruto senilai Rp327,22 miliar atau turun 2,67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp336,19 miliar. Perseroan juga mencatatkan rugi usaha senilai Rp5,75 miliar atau turun 322,43 persen year on year (yoy).

Presiden Direktur Asuransi Bintang, Hastanto Sri Margi Widodo mengungkapkan, penurunan kinerja tersebut bukanlah disebabkan turunnya produksi, tetapi lebih kepada adanya pemburukan cashflow para pelanggan.

Kondisi pandemi yang masih berjalan mengakibatkan kemampuan membayar premi dari banyak pelanggan mengalami dampak dan kendala dalam kemampuan, serta skala prioritas dalam pembayaran premi, sehingga dari sisi produksi, perusahaan harus melakukan pembatalan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Sehingga pada 2021, total ada Rp39 miliar terpaksa kami batalkan karena mereka sudah tidak mampu membayar premi. Jadi, kondisi tertekan ini lebih karena pembatalan-pembatalan yang memang kami lakukan," ujar Widodo dalam Public Expose secara virtual, Selasa (28/12/2021).

Dengan langkah tersebut, kata Widodo, kinerja keuangan perseroan pada 2022 tak akan lagi terbebani oleh aset-aset yang memiliki kolektibilitas buruk tersebut, sehingga profitabilitas perseroan dapat membaik di tahun depan.

Dari sisi klaim netto, perseroan mencatatkan penurunan sebesar Rp7,4 miliar atau 14,04 persen yoy, sehingga klaim netto yang dibukukan sampai dengan kuartal III/2021 mencapai Rp45,53 miliar.

Widodo menuturkan, penurunan klaim ini sebagai hasil langsung dari strategi perbaikan portofolio risiko yang berkesinambungan sehingga menghasilkan rasio klaim netto sebesar 14 persen dibanding premi bruto, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 16 persen.

Hasil investasi sampai dengan kuartal III/2021 juga mengalami penurunan sebesar Rp570 juta atau 7,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil investasi yang dibukukan per kuartal III/2021 menjadi Rp6,7 miliar.

"Hal ini terjadi sehubungan berkurangnya investasi perusahaan terutama pada instrumen deposito berjangka yang menyebabkan turunnya pendapatan bunga deposito," kata Widodo.

Dalam menunjang kegiatan operasionalnya, perusahaan membukukan beban operasional sebesar Rp88,33 miliar. Jumlah beban operasional ini turun sebesar Rp3,8 miliar atau 4,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2020. Penurunan beban usaha terutama terjadi pada biaya marketing, beban pegawai, dan beban umum dan administrasi.

Setelah pendapatan dan beban lain–lain, ASBI membukukan rugi sebelum pajak senilai Rp4,57 miliar atau turun sebesar Rp5,21 miliar atau 816,4 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper