Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Capai Rp31,4 Triliun, Bos BCA (BBCA): That’s My Dream!

Kinerja BCA (BBCA) sepanjang 2021 di luar ekspektasi Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja.
Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja menjawab pertanyaan saat halalbihalal bersama media di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja menjawab pertanyaan saat halalbihalal bersama media di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Jahja Setiaatmadja, mengaku bahwa pencapaian perseroan pada 2021 di luar dari ekspektasi.

Pada 2021, emiten bank dengan sandi BBCA ini membukukan peningkatan laba sebesar 15,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp31,4 triliun. Kredit juga mengalami pertumbuhan hingga 8,2 persen yoy sejalan dengan membaiknya perekonomian nasional.

Jahja mengungkapkan bahwa pada awal tahun 2021, pihaknya memprediksi laba bersih BBCA hanya naik 8 persen sepanjang tahun. Dia mengaku tidak terlalu optimistis karena kondisi Indonesia masih diselimuti oleh pandemi Covid-19.

“Kemudian, kami lihat kredit berat sekali, paling 6 persen bisa growth. Tetapi, waktu itu kalau profit dikatakan 15,8 persen, kredit growth itu 8,2 persen, waduh, itu dia that is my dream,” ujarnya dalam diskusi daring, Selasa (8/2/2022).

Menurutnya, pencapaian pada 2021 merupakan hal yang luar biasa dan di luar imajinasi. Di samping itu, total Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 16,1 persen menjadi Rp975,9 triliun. Hal ini kemudian mendorong total aset BBCA naik 14,2 persen yoy mencapai Rp1.228,3 triliun.

Di sisi liabilitas, dana murah (current account saving account/CASA) BCA tumbuh 19,1 persen menjadi Rp767,0 triliun, berkontribusi hingga 78,6 persen dari total DPK. Hal ini sejalan dengan deposito yang mengalami pertumbuhan 6,1 persen yoy menjadi Rp208,9 triliun.

“Itu merupakan sesuatu blessing in disguise juga. Kenapa? Di sinilah peran BCA sebagai bank digital. Ini sangat penting. Memang sekarang marak bank-bank digital, tetapi jika saya bandingkan bank konvensional itu cover kita, korporasi kita masuk, komersial masuk, SME masuk, kredit KKB masuk, kredit mortgage kita masuk semua,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, BBCA membukukan penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level sebelum pandemi. Kredit korporasi tercatat tumbuh 12,3 persen secara tahunan mencapai Rp286,5 triliun pada Desember 2021.

Sementara itu, kredit pemilikan rumah atau KPR tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp97,5 triliun. Tak hanya itu, kredit komersial dan UKM juga naik 4,8 persen yoy menjadi Rp195,8 triliun.

Adapun Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) terkoreksi 2,4 persen yoy menjadi Rp36 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2 persen yoy menjadi Rp11,8 triliun. Dengan demikian, total portofolio kredit konsumer naik 5,1 persen secara tahunan menjadi Rp148,4 triliun.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper