Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Sebut Penerbitan Surat Utang Perbankan Kian Marak pada 2022

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan ada sejumlah aspek yang memengaruhi hal tersebut.
Ilustrasi obligasi. /Bisnis-Abdullah Azzam
Ilustrasi obligasi. /Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan penerbitan surat utang atau obligasi di sektor perbankan akan lebih semarak pada tahun ini.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan ada sejumlah aspek yang memengaruhi hal tersebut. Pertama, suku bunga renda membuat bank memperoleh kupon dan biaya dana yang jauh lebih murah.

Kedua, perbankan juga fokus menjaga likuiditas meski kondisi permodalan masih cukup stabil. Dengan kebutuhan pendanaan yang memadai, bank dinilai siap melakukan ekspansi kredit di tengah pemulihan ekonomi.

“Karena dananya bisa cukup panjang, nanti komposisi bisa diatur oleh bank untuk mendorong ekspansi kredit dan memanfaatkan kesempatan suku bunga yang lebih murah,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).

Dia menambahkan bahwa bank-bank besar, seperti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masih akan mendominasi penerbitan surat utang pada 2022.

Hal itu disebabkan sejumlah bank besar memiliki akses, besarnya cakupan pasar, dan rekam jejak baik. Sederet faktor itu membuat bank besar dinilai akan mendominasi penerbitan surat utang pada tahun ini.

BTN, misalnya, berencana menerbitkan obligasi dengan emisi Rp1 triliun pada kuartal II/2022. Direktur Keuangan, Perencanaan dan Treasury BTN Nofry Rony Poetra mengatakan penerbitan instrumen surat utang akan kembali dilakukan pada tahun ini.

“Untuk menjaga kontinuitas pasar di obligasi, kami akan menerbitkan obligasi lagi pada tahun ini. Kami akan terbitkan Rp 1 triliun yang prosesnya akan kami lakukan di kuartal dua atau tiga,” ujarnya dalam paparan kinerja 2021 BTN secara virtual, Selasa (8/2/2022).

Nofry sebelumnya juga mengatakan bahwa BBTN akan menerbitkan Efek Beragun Aset atau EBA pada 2022. Hal ini dilakukan karena perseroan melihat potensi besar pada nasabah ritel yang mulai melirik instrumen investasi selain saham.

Berdasarkan laporan Pefindo, penerbitan surat utang nasional sepanjang 2021 mencapai Rp113,06 triliun. Dari jumlah itu, sektor perbankan berkontribusi Rp7,68 triliun. Awal tahun ini, Pefindo telah mengantongi mandat penerbitan surat utang dari satu bank senilai Rp700 miliar.

Secara rinci, jumlah emisi obligasi korporasi pada tahun lalu dengan rating Pefindo sebanyak Rp84,41 triliun. Sisanya mencapai angka Rp28,65 triliun dengan lembaga pemeringkat lainnya.

Apabila merujuk data dengan rating Pefindo, sektor perbankan mencatatkan penerbitan obligasi korporasi dengan nilai emisi sebesar Rp2,82 triliun pada tahun lalu.

Sementara itu, sektor multifinance masih mendominasi penerbitan obligasi korporasi pada 2021 dengan total emisi Rp14,5 triliun. Di susul industri kertas dan pulp Rp14,3 triliun, pembiayaan atau financing Rp12,11 triliun, dan konstruksi Rp11,44 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper