Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koreksi Beruntun, Bank Jago (ARTO) Terdepak dari 5 Besar Market Cap

Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) pada akhir perdagangan Jumat (11/2/2022), melanjutkan koreksi beruntun yang terjadi sejak awal pekan ini.
Nasabah berada di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Bisnis/Abdurachman
Nasabah berada di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Rabu (22/12/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) terpantau melemah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (11/2/2022).

Saham ARTO berakhir di level Rp14.950 atau turun 0,99 persen dari harga penutupan sebelumnya. Pelemahan ini melanjutkan koreksi beruntun saham ARTO yang terjadi sejak awal pekan ini.

Pada hari sebelumnya, Kamis (10/2/2022), koreksi saham ARTO bahkan nyaris menyentuh auto reject bawah (ARB), yakni turun 6,5 persen ke level Rp15.100. Adapun dalam sepekan terakhir, saham ARTO sudah terkoreksi 10,48 persen.

Koreksi ini membuat kapitalisasi Bank Jago menyusut. Statistik BEI pada 11 Februari 2022, mencatat kapitalisasi pasar Bank Jago sebesar Rp205 triliun. Di angka itu, Bank Jago berada di peringkat ketujuh emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kapitalisasi pasar Bank Jago disalip PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Chadra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang masing-masing berada di posisi 5 dan 6. 

Diketahui, pada pertengahan Januari kemarin, kapitalisasi pasar ARTO sempat bertengger di posisi kelima. Di posisi tersebut, Bank Jago bersanding dengan emiten bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).

Adapun dalam perkembangan terkini, Morgan Stanley Capital International atau MSCI baru saja mengumumkan hasil perombakan portofolio untuk beberapa indeksnya pada Kamis (10/2/2022). Lembaga tersebut memasukkan ARTO ke dalam indeks MSCI Global Standard yang akan efektif pada 1 Maret 2022.

Secara keseluruhan, sebanyak 21 perusahaan akan masuk ke indeks MSCI Global Standard menggantikan 11 emiten dari berbagai negara. Secara rinci, perusahaan-perusahaan berasal dari China sebanyak 10 emiten, dan Korea Selatan sebanyak 2 perusahaan. Australia, Jepang, Indonesia, Taiwan, Singapura, Belanda, Arab Saudi, AS, dan Brazil masing-masing menambah 1 perwakilan pada indeks tersebut.

Kemudian, sebanyak 4 perusahaan yang didepak dari indeks ini berasal dari China, 2 lainnya dari Korea Selatan, dan masing-masing 1 perusahaan dari Australia, Taiwan, Arab Saudi, AS, dan Brazil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper