Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Pendapatan 2021, BTPN (BTPN) Tekan Biaya Dana

Sepanjang 2021, dana murah atau current account saving account (CASA) BTPN (BPTN) naik sebesar 37 persen yoy dari Rp27,69 triliun menjadi Rp37,88 triliun.
Pejalan kaki melintas di dekat logo BTPN di Jakarta, Selasa (16/10/2018). /JIBI-Dedi Gunawan
Pejalan kaki melintas di dekat logo BTPN di Jakarta, Selasa (16/10/2018). /JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang 2021 PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) mengatur ulang komposisi dana pihak ketiga (DPK) untuk menekan biaya dana. Secara keseluruhan DPK bank naik 9 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp109,38 triliun per Desember tahun lalu. 

Direktur Keuangan Bank BTPN Hanna Tantani menjelaskan pertumbuhan DPK tersebut disebabkan oleh naiknya portofolio dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 37 persen yoy dari Rp27,69 triliun menjadi Rp37,88 triliun.

Hal tersebut membuat rasio CASA meningkat dari 27,5 persen menjadi 34,6 persen. Pada periode yang sama, deposito turun 2 persen yoy menjadi Rp71,5 triliun.

“Upaya menghimpun dana pihak ketiga dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia,” papar Hanna dalam Media Briefing Kinerja Bank BTPN 2021 secara virtual, Kamis (24/2/2022). 

Berdasarkan laporan keuangan BTPN, penurunan deposito sepanjang 2021 berimbas terhadap beban perusahaan. Biaya bunga susut sebesar 38 persen yoy menjadi Rp3,60 triliun.

Alhasil kendati pendapatan bunga turun 10 persen yoy menjadi Rp14,74 triliun, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi saham BTPN ini masih dapat tumbuh 5 persen yoy menjadi Rp11,14 triliun.

Sementara itu, total kredit yang yang disalurkan per akhir Desember 2021 mencapai Rp135,6 triliun, turun 0,44 persen yoy. BTPN mencatat segmen korporasi komersial dan syariah mnejaga pertumbuhan, dengan kenaikan sebesar 7 persen yoy. 

Pada tahun ini, BTPN masih memiliki ruang ekspansi kredit yang cukup. Hal ini ditandai dengan rasio likuiditas dan pendanaan bank yang berada dalam tingkat sehat, melebihi ketentuan minimum.

Hanna mencatat liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 187,3 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 126,6 persen pada posisi 31 Desember 2021.

“Kami percaya bahwa kami bisa mempertahankan kinerja baik ini dan semakin memperkuat fundamental guna memberikan kontribusi yang bisa dirasakan oleh lebih banyak masyarakat Indonesia,” kata Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper