Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Strategi Perusahaan Leasing Boy Thohir (BFIN) Kejar Bisnis 2022

Keluarga Boy Thohir --yang juga kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir- mengendalikan perusahaan pembiayaan BFI Finance melalui entitas Trinugraha Capital & Co SCA.
Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kanan)  saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (14/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono (kanan) saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (14/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) optimistis semua lini pembiayaannya masih bisa melanjutkan tren pertumbuhan pada periode 2022.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengungkap perbaikan ini seiring tren kinerja pada periode 2021. Pada tahun lalu pembiayaan baru (booking) BFIN tembus Rp13,67 triliun atau naik 79,8 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan capaian sepanjang 2020 senilai Rp7,6 triliun.

Dia mengatakan dengan pengalaman operasi lebih dari 40 tahun  di Tanah Air, BFIN sudah terbiasa menerapkan strategi adaptif dalam menghadapi segala ketidakpastian. Pada 2022 ini, BFIN mengejar target pertumbuhan penyaluran pembiayaan 10-15 persen (yoy) pada akhir 2022 nanti.

"Pembiayaan ritel didorong meredanya kondisi pandemi, serta peningkatan aktivitas bisnis secara umum. Adapun, untuk alat berat yang tahun lalu sekitar 11 persen dari total booking, secara prospek seharusnya juga masih cerah, ya. Terutama karena peningkatan harga komoditas dan permintaannya membaik sejak tahun lalu," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (3/3/2022).

Sementara dalam perbandingan komposisi booking BFIN untuk periode 2020 dan 2021, pembiayaan multiguna beragunan mobil masih menjadi andalan, berkisar di atas 60 persen dari total kucuran kredit. Tepatnya, senilai Rp4,9 triliun pada 2020, kemudian meningkat menjadi senilai Rp8,4 triliun pada 2021.

Porsi pembiayaan terbesar kedua BFIN pun berasal dari non-dealer business, yaitu pembiayaan multiguna beragunan sepeda motor sebesar 15 persen atau Rp2 triliun. Posisi pembiayaan terbesar ketiga diambil alat berat dan mesin-mesin industri dengan porsi 11 persen atau senilai Rp1,5 triliun.

Pembiayaan lain yang turut diselenggarakan BFIN pada 2021, yaitu pembiayaan pembelian mobil bekas dengan porsi 5 persen dari total booking, kredit pembelian mobil baru 1 persen, pembiayaan beragunan properti 2 persen, dan syariah 1 persen.

Terakhir, tercatat ada hal baru dari porsi booking BFIN pada 2021, yaitu turut munculnya porsi channeling ke tekfin pendanaan bersama (P2P lending) PT Finansial Integrasi Teknologi (FIT) alias Pinjam Modal selaku anak usaha, tepatnya sebesar 4 persen dari total booking sepanjang 2021.

Hasilnya, lewat strategi tersebut, piutang pembiayaan kotor BFIN mampu tumbuh 4,5 persen (yoy) menjadi Rp14,57 triliun pada akhir 2021, dari sebelumnya Rp13,94 triliun pada 2020.

Porsi outstanding ini terbagi untuk pembiayaan multiguna beragunan mobil 65 persen, alat berat dan mesin-mesin industri 13 persen, pembiayaan multiguna beragunan sepeda motor 10 persen, dan kredit pembelian mobil bekas 7 persen. Adapun, pembiayaan lainnya hanya menyumbang porsi outstanding BFIN di bawah 3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper