Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Modalku Pacu Penyaluran Pinjaman ke UMKM

Modalku memiliki fokus utama menjangkau lebih banyak UMKM melalui inovasi dan kolaborasi dengan platform digital. Tak hanya itu, edukasi dan sosialisasi terkait cara memilih platform pendanaan digital yang tepat juga dilakukan secara berkala.
Reynold Wijaya (CEO & Co-Founder Modalku) dan Iwan Kurniawan (COO & Co-Founder Modalku)./Istimewa
Reynold Wijaya (CEO & Co-Founder Modalku) dan Iwan Kurniawan (COO & Co-Founder Modalku)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Modalku, platform penyedia pinjaman modal untuk UMKM, mengaku terus menggencarkan edukasi demi menambah transaksi dan layanan di berbagai daerah.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menyebut, segmen pasar utama yang perseroan bidik adalah para pelaku UMKM, baik dari segmen mikro hingga segmen menengah.

"Kami memanfaatkan teknologi untuk memberikan akses kepada para pelaku UMKM sehingga mempermudah mereka untuk memperoleh pembiayaan dengan prosedur yang mudah," ujarnya, Rabu (16/3/2022).

Menurut Reynold saat ini fokus utama Modalku adalah menjangkau lebih banyak UMKM melalui inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti platform digital untuk menjangkau UMKM yang tergabung di platform tersebut.

Reynold menjelaskan, sampai saat ini area operasional Modalku telah mencakup Jadetabek, Bandung, dan Surabaya. Namun untuk menjangkau lokasi di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, Modalku melakukan kolaborasi dengan platform digital seperti e-commerce.

"Kami menyadari potensi pembiayaan di luar Jawa terus mengalami peningkatan, terutama bagi pengusaha online." ujarnya.

Namun, dia menambahkan, sampai saat ini, sisi edukasi dan sosialisasi terkait penggunaan platform pendanaan digital masih menjadi tantangan. Kondisi itu membuat Modalku harus melakukan berbagai strategi komunikasi kepada calon peminjam untuk tingkatkan transaksi di kemudian hari.

"Kami senantiasa memberikan informasi secara berkala kepada masyarakat melalui seluruh channel kami, baik di media sosial, blog, atau bahkan siaran pers terkait cara memilih platform pendanaan digital yang tepat untuk terhindar dari platform yang tidak bertanggung jawab," jelasnya.

Sampai saat ini Grup Modalku telah menyalurkan dana sebesar Rp31,26 triliun kepada lebih dari 5 juta UMKM di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sebelumnya Modalku juga menjalin kerja sama dengan BukuWarung, startup dan platform pencatatan diklaim yang diklaim memiliki 6 juta pengguna UMKM.

Sementara itu, Grup Modalku menutup tahun 2021 dengan pencapaian penyaluran pinjaman sebesar lebih dari Rp28,8 triliun kepada lebih dari 4,9 juta jumlah transaksi pinjaman UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Pencapaian ini bertumbuh 40 persen dibanding tahun 2020. Sedangkan, total penyaluran Grup Modalku sampai saat ini adalah sebesar Rp30,24 triliun dan terus mengalami peningkatan.

Menurut survei yang dilakukan Mambu terhadap lebih dari 1.000 pemilik UMKM di seluruh dunia, termasuk UMKM dari Indonesia, yang dipaparkan dalam rilis 15 Maret 2022 lalu, menyebutkan, Lebih dari separuh (57 persen) UMKM Indonesia terpaksa mengandalkan modal pinjaman dari teman dan keluarga. Adapun 41 persen sisanya menggunakan dana pribadi dalam memulai bisnis mereka.

Dari sekian UMKM yang tidak dapat memperoleh dana usaha yang cukup, 37 persen mengalami kesulitan arus kas, 37 persen tidak dapat meluncurkan produk atau layanan baru, dan 35 persen kesulitan membayar kembali pinjaman kepada kreditur.

Temuan Mambu justru terungkap di tengah-tengah peningkatan jumlah institusi kredit alternatif dan di saat UMKM melirik bank-bank serta fintech non-konvensional untuk mengatasi kendala yang terjadi. Peluang masuknya pemain baru juga terbuka lebar karena mayoritas (93 persen) UMKM Indonesia mengaku siap berganti pemberi pinjaman untuk mendapatkan kemudahan modal pinjaman.

Sementara itu, hampir separuh (49 persen) dari UMKM Indonesia menyebutkan manfaat dan insentif pinjaman yang lebih baik sebagai alasan utama dalam berganti pemberi pinjaman. Adapun, 47 persen siap berganti ke opsi keuangan yang lebih baik dan 33 persen lebih memilih layanan pinjaman digital yang lebih baik, seperti menggunakan aplikasi seluler untuk mengelola proses peminjaman.

Meskipun suku bunga rendah menjadi pertimbangan utama bagi 95 persen UMKM dalam proses pengambilan keputusan, 93 persen juga menghendaki proses pengajuan pinjaman yang cepat, dan 86 persen menginginkan jadwal pelunasan yang berjangka waktu lama.

Terkait dengan perbaikan proses pengajuan pinjaman, 92 persen UMKM Indonesia menginginkan proses keputusan pinjaman yang lebih cepat, 90 persen tertarik dengan persyaratan agunan yang ringan atau bahkan tanpa agunan, dan 89 persen menghendaki syarat pinjaman yang lebih fleksibel.

Temuan tersebut seperti menunjukkan kinerja para startup penyedia pinjaman modal yang kurang maksimal. Hal itu karena sampai dengan akhir 2021, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mencatat ada 9,2 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper