Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit Mulai Tumbuh, Ekonom: Pemulihan Sudah Terjadi Tetapi Belum Normal

Perekonomian baru bisa disebut pulih kalau pertumbuhan kredit sudah diatas 10 persen. Bank Indonesia mencatat kredit bank tumbuh 6,33 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per Februari 2022. Pada bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit bank sebesar 5,5 persen yoy.
Nasabah melakukan transaksi di teller Bank Danamon di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Nasabah melakukan transaksi di teller Bank Danamon di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan penyaluran kredit yang terjadi pada Februari 2022 dinilai menjadi salah satu indikator kondisi ekonomi sudah mulai pulih. Meski demikian, pertumbuhan tersebut dinilai masih dapat ditingkatkan lagi.

“Pertumbuhan kredit sekitar 6 persen menunjukkan pemulihan ekonomi sudah terjadi. Tetapi pertumbuhan kreditnya masih sangat rendah. Belum normal. Pemulihan ekonomi masih harus didorong,” kata Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah, Minggu (27/3).

Dia mengatakan perekonomian baru bisa disebut pulih kalau pertumbuhan kredit sudah diatas 10 persen.

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat kredit bank tumbuh 6,33 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per Februari 2022. Pada bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit bank sebesar 5,5 persen yoy.

Adapun, akselerasi pertumbuhan penyaluran pembiayaan ditopang oleh rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan Januari 2022 yang tetap tinggi sebesar 25,78 persen, dan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tetap terjaga yakni 3,10 persen secara bruto dan 0,88 persen secara netto.

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan kenaikan kredit didorong munculnya permintaan untuk kredit rumah tangga, modal kerja dan investasi. Dari sisi segmen industri, pertambangan, perkebunan dan manufaktur mengalami peningkatan sejak 2021.

“Karena harga komoditas mengalami kenaikan sehingga mereka butuh alat berat, butuh modal kerja, biaya operasional, sehingga perbankan juga dengan senang hati mendorong pembiayaan ke sektor prospek ini,” kata Bhima.

Dia mengatakan meski terjadi peningkatan permintaan beberapa segmen belum memperlihatkan kondisi pulih seperti normal, misalnya segmen kredit kendaraan bermotor dan kredit konsumsi multiguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper