Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Membayangi, Siap-Siap Bunga Bank Naik

Jika inflasi memanas, suku bunga kredit perbankan akan ikut meningkat. Pasalnya, situasi global yang terjadi saat ini memengaruhi tingkat inflasi. Alhasil, cepat atau lambat suku bunga kredit akan terkerek.
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Ruang penyesuaian suku bunga kredit perbankan kian terbuka sejalan dengan tren pertumbuhan inflasi seiring dengan naiknya harga sejumlah komoditas, khususnya pangan.

Belum lagi penaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen mulai 1 April 2022 yang bakal berimbas pada kenaikan harga barang dan akhirnya turut mengerek inflasi.

Jika inflasi memanas, Bank Indonesia (BI) akan sulit mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), yang saat ini masih berada di level 3,5 persen.

Dalam kurun 5 tahun terakhir, rata-rata suku bunga kredit berada dalam tren turun meski rentangnya tipis. Pada 2018 rata-rata suku bunga kredit masih di level digit ganda yakni 10,8 persen, sedangkan sampai dengan Februari 2022, bunga kredit rata-rata di level 9,11 persen.

Artinya, bunga kredit turun 169 basis poin dalam 5 tahun terakhir. Sebaliknya, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan sudah turun lebih dari 400 basis poin.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso mengatakan situasi global yang terjadi saat ini memengaruhi tingkat inflasi. Alhasil, cepat atau lambat suku bunga kredit akan terkerek.

“Tinggal nanti berapa naiknya itu masih dibahas,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (30/3).

Hal senada dikemukakan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar. Dia menuturkan saat ini kecenderungan suku bunga pinjaman berada di tren naik.

Kendati demikian, dia mengatakan dalam menaikkan suku bunga kredit, perbankan akan melihat kondisi nasabah. Menurutnya, bank tidak akan serta merta menaikkan suku bunga kredit dalam kondisi seperti saat ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi mengatakan bahwa suku bunga kredit sudah banyak mengalami penyesuaian. Rata-rata bunga kredit perseroan pada 2020 berada pada level 7,17 persen. Saat ini, rata-rata bunga kredit perseroan sekitar 6,7 persen.

“Ada beberapa segmen yang double digit, sekarang sudah single digit,” ujarnya

Namun, mempertimbangkan situasi global dan tren kenaikan inflasi, kata Darmawan, suku bunga berpeluang naik. Hal itu setidaknya tecermin dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang sudah menaikkan giro wajib minimum (GWM) sehingga berdampak pada berkurangnya likuiditas di pasar.

“BI memang belum menaikkan bunga acuan, tetapi pengaruh GWM sudah terlihat. Likuiditas dari sekitar Rp400 triliun, sekarang antara Rp150 triliun—Rp200 triliun,” kata Darmawan.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menyatakan tren suku bunga tahun ini akan meningkat. Hal itu menjadi konsekuensi dari kenaikan suku bunga acuan The Fed dan tekanan inflasi, baik di global maupun nasional.

“Jadi penyesuaian suku bunga ke bawah [menurun] bagi perbankan sepertinya peluangnya kecil di tahun ini,” kata Eko.

Setali tiga uang, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bank akan mengikuti penyesuaian suku bunga acuan dari Bank Indonesia.

“Ketika BI menaikkan suku bunga acuan, bank-bank akan menaikkan suku bunga deposito, diikuti kenaikan suku bunga kredit. Kalau menurunkan suku bunga sudah tidak mungkin lagi.”

Dalam laporan bulanan periode Maret 2022, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan tren penurunan suku bunga simpanan berlangsung dengan laju makin terbatas dan hanya dilakukan pada beberapa bank tertentu.

Laju penurunan akan banyak ditujukan sebagai bentuk penyesuaian atas penurunan bunga penjaminan LPS pada September 2021 yang turun sebesar 50 bps ke level 3,50 persen.

Perbankan diperkirakan akan berupaya mengoptimalkan pengelolaan spread biaya bunga simpanan dan kredit dalam upaya menjaga kinerja NIM bank.

Adapun, Deputi Komisioner Humas dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo menuturkan OJK terus mendorong terbentuknya tingkat suku bunga perbankan yang lebih efisien. Secara umum, sampai dengan Februari 2022, tingkat suku bunga terus melanjutkan tren penurunan.

Rata-rata suku bunga kredit tertimbang dari kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi pada Februari 2022 tercatat sebesar 9,02 persen, turun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper