Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI (BBNI) Siapkan Rp17,81 Triliun Buat Kebutuhan Uang Tunai Lebaran

Persiapan uang tunai BNI (BBNI) tahun ini naik 12,87 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Nasabah bertransaksi di ATM BNI. /Istimewa
Nasabah bertransaksi di ATM BNI. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mempersiapkan dana sebesar Rp17,81 triliun per pekan untuk kebutuhan uang tunai pada Idulftri 2022. 

Perusahaan berkode saham BBNI tersebut memprediksi kebutuhan uang tunai pada tahun ini meningkat seiring dengan naiknya konsumsi masyarakat dan pelonggaran mobilitas pada periode Ramadan dan Lebaran.

Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan persiapan uang tunai bank pada periode Ramadan dan libur Lebaran tahun ini naik 12,87 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. 

"Kami juga akan mengantisipasi penarikan dari para penerima manfaat program-program bantuan tunai dari pemerintah yang tentunya akan meningkatkan kebutuhan uang tunai," kata Mucharom dalam siaran pers, Jumat (8/4). 

Mucharom menambahkan penarikan uang tunai dapat dilakukan di beberapa tempat seperti di BNI ATM, mesin ATM Setor Tarik Tunai (Cash Recycle Machine/CRM), dan cabang. Penarikan uang tunai di BNI menjadi lebih mudah karena banyaknya variasi fasilitas penarikannya.

Selain melayani penarikan uang tunai, BNI juga secara proaktif memastikan dan mempersiapkan backend solusi layanan pada kanal digital.  

Lebih lanjut, kata Mucharom, periode Ramadan dan libur Lebaran kali ini juga akan diikuti dengan berbagai program apresiasi dan atensi nasabah. 

BNI sudah menggulirkan banyak program seperti promo pembelian tiket pesawat, hotel, belanja dan makan di merchant pilihan BNI. Program-program tersebut diharapkan dapat membantu stimulasi pertumbuhan konsumsi masyarakat sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi lebih kuat.

"Dengan berbagai upaya tersebut BNI pun optimistis volume transaksi kartu kredit dalam 2 bulan ke depan dapat tumbuh minimal 5 persen secara tahunan, yang berdampak pada pertumbuhan outstanding kartu kredit minimal 1 persen," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper