Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS: Pertumbuhan DPK Lampaui Penyaluran Kredit per Februari 2022

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat per Februari 2022, total aset perbankan tumbuh 10,3 persen secara yoy. Hal ini ditopang oleh DPK yang tumbuh 11,1 persen yoy, sementara kredit naik 6,3 persen yoy.
Karyawan beraktivitas di dekat logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan  melampaui kinerja penyaluran kredit per Februari 2022. 

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan ketahanan perbankan masih cukup kuat, didukung oleh tingkat permodalan yang tinggi di level 25,8 persen. Likuiditas juga longgar di tengah meningkatnya ketegangan konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, serta percepatan normalisasi kebijakan moneter bank sentral dunia.

Purbaya melanjutkan bahwa per Februari 2022, total aset perbankan tumbuh 10,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal ini ditopang oleh DPK yang tumbuh 11,1 persen yoy, sementara kredit naik 6,3 persen yoy.

“Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan kredit membuat likuiditas perbankan masih longgar dengan loan to deposit ratio (LDR) di level 78,0 persen,” ujar Purbaya dalam acara Silaturahmi LPS dan Perbankan di Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Dia melanjutkan bahwa hal itu juga tercermin pada tingginya aset likuid bank, yang didominasi oleh penempatan pada SBN (Surat Berharga Negara) dan di Bank Indonesia (BI).

Dari sisi kualitas aset, lanjutnya, kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross terjaga di level 3,1 persen. Namun, kondisi tersebut masih dibayangi oleh potensi peningkatan risiko kredit dari kredit yang direstrukturisasi dan kredit kolektibilitas.  

LPS mencatat saat ini rasio loan at risk (LAR) sebesar 19,8 persen dan rasio kredit restrukturisasi sebesar 16,4 persen. Apabila dibandingkan dengan tahun 2020, rasio risiko kredit tersebut telah menunjukkan tren perbaikan.

Purbaya menuturkan sebagai bentuk mitigasi risiko kredit, perbankan terus memupuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) secara bertahap yang telah mencapai Rp353,7 triliun per Februari 2022. Alhasil, rasio coverage CKPN terhadap NPL relatif tinggi mencapai 199,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper