Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Perang Rusia-Ukraina, Bos BRI Optimistis Kredit Tumbuh 9 hingga 11 Persen

Kredit BRI diperkirakan akan tumbuh 9 sampai 11 persen ditengah naiknya harga komoditas.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) Sunarso menjawab pertanyaan awak media sesuai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) Sunarso menjawab pertanyaan awak media sesuai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso mengatakan naiknya harga komoditas akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina menjadi ancaman yang mengarah kepada inflasi.

Namun demikian, BRI mencatat secara internal, perseroan memiliki loan to deposit ratio (LDR) secara konsolidasi yang masih di bawah 90 persen, yakni 86,9 persen. Perseroan juga memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,6 persen.

“Internal kita cukup sehat cukup kuat sehingga sampai saat ini kita masih tetap optimis bahwa kredit BRI akan tumbuh 9 sampai 11 persen,” kata Sunarso dalam Paparan Kinerja Keuangan Triwulan I/2022, Senin (25/4/2022).

Adapun, Sunarso mengungkapkan faktor pendukungnya antara lain perseroan memiliki likuiditas yang masih sangat memadai, yang tercermin dari LDR sebesar 86,9 persen dan kecukupan modal CAR 24,6 persen.

“Oleh karena itu, yang membuat kita optimis bisa menyalurkan kredit 9 sampai 11 persen,” terangnya.

Sunarso melanjutkan, jika dilihat dari kedua rasio tersebut, menunjukkan bahwa ke depan BRI masih cukup untuk tumbuh secara sehat dan bahkan tumbuh secara agresif dengan likuiditas dan permodalan yang sangat memadai.

Emiten bersandi saham BBRI ini juga mampu mencatatkan rasio efisiensi yang terus membaik di mana BOPO atau Biaya Operasional Pendapatan Operasional BRI sebesar 69,34 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan BOPO periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 78,41 persen.

“Menurunnya BOPO tidak lepas dari semangat dan spirit efisiensi yang dilakukan oleh BRI, antara lain keberhasilan transformasi digital, membaiknya rasio kredit bermasalah, serta semakin meningkatnya porsi CASA ataupun dana murah yang tumbuh secara sustain,” tambahnya.

Sunarso menambahkan, dengan kinerja BRI yang positif dan fundamental perseroan yang semakin sehat, serta strategi respons yang tepat diiringi dengan manajemen risiko yang baik dalam menghadapi ketidakpastian kondisi perekonomian global, BRI optimis kinerja di tahun ini akan dapat melampaui kinerja tahun sebelum pandemi, serta dapat menjaga sustainability kinerja ini untuk tahun-tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper