Bisnis.com, JAKARTA – Setidaknya enam bank digital telah melaporkan kinerja keuangan masing-masing untuk kuartal I/2022. Termasuk di dalamnya adalah para pemain yang ditopang raksasa teknologi macam PT Bank Seabank Indonesia (Seabank), PT Bank Jago Tbk. (ARTO), hingga PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB).
Kemudian, nama-nama lain yang juga tidak ketinggalan adalah PT Bank Digital BCA, PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), serta bank besutan taipan Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBYB).
Dari sisi aset, keenam bank digital mampu menorehkan pertumbuhan menonjol secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, tingkat pertumbuhan yang dicetak oleh satu entitas dan yang lain cenderung beragam.
Sebagai konteks, dalam kasus perbankan digital, pertumbuhan aset lazimnya dibukukan seiring agresivitas bisnis perusahaan. Minimnya kepemilikan aset fisik dan kantor cabang membuat porsi aset entitas pada kategori ini cenderung didominasi penempatan dan penyaluran kredit.
"Aset-aset yang dimiliki bank, seperti kantor cabang, tidak lagi digunakan di era digital karena tidak terbatas oleh ruang," kata Kepala Ekonom CORE Piter Abdullah, dikutip dari Bisnis.
Lantas, dari deretan bank digital tersebut, siapa yang berada di urutan terdepan dari sisi kepemilikan dan pertumbuhan aset?