Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temuan Bank Mandiri, Begini Tingkat Belanja Masyarakat Terbaru

Data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan proporsi belanja non makanan dan minuman sudah kembali ke atas 10 persen
Karyawan menghitung uang pecahan Rp100.000 disalah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang ada di Jakarta, Senin (7/10). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan menghitung uang pecahan Rp100.000 disalah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang ada di Jakarta, Senin (7/10). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis,com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat belanja masyarakat terus mengalami perbaikan seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam menekan kasus Covid-19 dan pelonggaran pembatasan pergerakan masyarakat.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tingkat kepercayaan atau confidence level masyarakat terus membaik seperti yang ditunjukkan belanja masyarakat di luar makanan dan minuman.

Data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan proporsi belanja non makanan dan minuman sudah kembali ke atas 10 persen atau sama dengan rasio rata-rata sebelum Covid-19.

“Hal ini menunjukkan masyarakat lebih percaya diri bahwa ekonomi akan lebih baik ke depan sehingga mau membelanjakan di luar makanan dan minuman,” kata Andry dalam siaran pers, Minggu (8/5/2022).

Dia mengatakan optimisme tersebut juga selaras dengan pertumbuhan kredit konsumsi secara industri. Merujuk data Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit konsumsi mengalami pertumbuhan sebesar 6,0 persen pada bulan Maret 2022.

Faktor pendukung pertumbuhan ekonomi juga ditunjang dari kebijakan Pemerintah untuk mendorong investasi lebih merata di luar Jawa.

Pembangunan ke depan, menurut Andry, tidak hanya fokus ke Pulau Jawa dan Indonesia Bagian Barat, tetapi ke Luar Pulau Jawa dan Indonesia Bagian Timur.

“Kinerja pertumbuhan ekonomi regional menunjukan bahwa dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau di Luar Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa,” jelas Andry.

Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi daerah disertai dengan pemerataan pendapatan antara masyarakat di Luar Pulau Jawa dengan Pulau Jawa diharapkan akan makin baik. Sebab dengan begitu, ketimpangan pendapatan antara wilayah Luar Jawa dan Pulau Jawa serta akan menurun sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi di daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper