Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Suku Bunga Acuan BI7DRR Juni, Otoritas Diyakini Pertahankan Kebijakan

Kenaikan BI7DRR atau suku bunga acuan diyakini akan sangat bergantung pada perkembangan inflasi, khususnya inflasi inti.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur Juni 2022 mendayang.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan BI baru akan mulai menaikkan suku bunga acuan pada semester II/2022.

Dari sisi eksternal, Faisal menjelaskan, the Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 1 persen, dan mengisyaratkan akan memulai proses pengurangan ukuran neraca secara signifikan.

BI pun memperkirakan suku bunga acuan the Fed akan meningkat menjadi 2,75 persen pada akhir tahun 2022 dan menjadi 3,25 persen pada akhir tahun 2023.

Beberapa bank sentral lainnya, terutama di negara maju, juga telah mengikuti langkah the Fed, sebagai upaya untuk menekan kenaikan inflasi akibat gangguan rantai pasokan global yang diperburuk oleh perang Rusia-Ukraina.

“Namun, kami tetap yakin BI tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuan [BI7DRR],” katanya, Selasa (24/5/2022).

Lonjakan harga komoditas dunia diperkirakan akan tetap mendorong kinerja ekspor Indonesia, sehingga memperpanjang rangkaian surplus perdagangan. Hal ini akan mendukung kondisi neraca transaksi berjalan yang menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah sentimen risk-off.

Dari sisi domestik, Faisal mengatakan pemerintah memutuskan untuk menambah subsidi energi di tengah meningkatnya risiko inflasi. Hal ini dinilai dapat menurunkan risiko inflasi.

Oleh karena itu, dia memperkirakan tingkat inflasi 2022 berpotensi lebih rendah dari 4,60 persen. BI pun menyatakan bahwa inflasi domestik pada 2022 bisa sedikit di atas 4 persen.

Namun, dengan kondisi saat ini, Faisal berpendapat BI masih memiliki ruang yang cukup untuk mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen dalam beberapa waktu ke depan.

“Kami masih melihat bahwa waktu kenaikan BI7DRR akan sangat bergantung pada perkembangan inflasi, khususnya inflasi inti. Kami memperkirakan inflasi akan meningkat secara substansial dan fundamental di semester II/2022,” jelasnya.

Secara keseluruhan, dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan secara total sebesar 75 basis poin menjadi 4,25 persen pada 2022.

“Sementara itu, kami meyakini BI akan melanjutkan langkah-langkah makroprudensial agar tetap akomodatif di tahun 2022 guna mendukung pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

Sementara hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada 23 dan 24 Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 3,5 persen.

Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar, serta tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tingginya tekanan eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper