Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR), bersama dengan entitas anak usaha, membukukan laba bersih sebesar Rp908,7 miliar pada semester I/2023.
Capaian tersebut turun 24 persen dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sebesar Rp1,19 triliun.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (26/7/2023), penyusutan laba bank sejalan dengan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 16 persen yoy menjadi Rp3,45 triliun pada paruh pertama 2023.
Dari sisi intermediasi, emiten bank berkode BJBR secara konsolidasian mencatatkan peningkatan penyaluran kredit 10 persen yoy menjadi Rp121,2 triliun.
Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) pun naik 656 basis poin (bps) menjadi ke level 84,97 persen pada semester I/2023 dari 78,41 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Semakin tinggi rasio BOPO, semakin besar proporsi pendapatan perusahaan yang harus dikeluarkan untuk biaya-biaya operasional.
Bank BJB mencatatkan penurunan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) 641 bps menjadi 14,09 persen. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) BJBR juga turun 55 bps menjadi 1,33 persen.
Baca Juga
Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross meningkat menjadi 1,22 persen per Juni 2023. NPL nett pun turut meningkat dari 0,31 persen per Juni 2023 menjadi 0,56 persen per Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, BJBR telah meraup dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasian sebesar Rp128,98 triliun. Sementara, dana murah atau current account savings account (CASA) naik tipis dari Rp54,7 triliun menjadi Rp54,9 triliun pada Juni 2023 (yoy).