Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah pekerjaan rumah membayangi perbankan kala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit sektor manufaktur tembus 9-11% yoy pada 2024.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyebut pertumbuhan kredit di sektor pengolahan alias manufaktur ‘bakal lebih berat’ tahun ini. Apalagi jika ingin mencapai target yang ditetapkan. Pasalnya, tekanan faktor eksternal seperti geopolitik hingga belum membaiknya daya beli masyarakat membuat para pemilik pabrik tidak mudah mengajukan kredit pada 2024. Bahkan, tren hilirisasi mineral yang digaungkan pemerintah tidak sepenuhnya bisa mendorong pertumbuhan di sektor ini.