Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASUMSI APBN 2016: Ekonom Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,6%-5,8%

Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 belum mencapai batas atas target sebesar 6,2%.
Sejumlah pengamat ekonomi mengatakan perlambatan ekonomi Indonesia yakni pada kuartal I/2015 sebesar 4,7% atau melambat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2014 sebesar 5,1% dinilai sangat mengkhawatirkan sehingga pemerintah harus segera bertindak untuk memulihkan perekonomian misalnya upaya menekan inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan./Antara
Sejumlah pengamat ekonomi mengatakan perlambatan ekonomi Indonesia yakni pada kuartal I/2015 sebesar 4,7% atau melambat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2014 sebesar 5,1% dinilai sangat mengkhawatirkan sehingga pemerintah harus segera bertindak untuk memulihkan perekonomian misalnya upaya menekan inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 belum mencapai batas atas target sebesar 6,2%.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2016 sebesar 5,8% hingga 6,2%.

Senior Economist Mandiri Institute Andry Asmoro mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berkisar antara 5,6% hingga 5,8% pada 2016.

"Kami masih ke arah forecast 2016 belum sampai ke 6,0% untuk pertumbuhan ekonomi, masih di antara 5,6%-5,8% untuk 2016," ujarnya di Gedung BI, Rabu (20/5/2015).

Ekonomi Indonesia 2016 berpotensi tumbuh 5,8% karena ditopang anggaran belanja modal pemerintah yang dikeluarkan lebih awal dan investasi juga diperkirakan akan meningkat.

"Tahun depan pemerintah sudah tidak harus rombak APBN jadi APBNP. Tahun ini, APBN 2016 bisa diajukan dari awal November atau Oktober 2015 sehingga Desember selesai dan pemerintah bisa lebih cepat belanja sehingga kuartal II/2016 semua jalan. Tidak ada perubahan nomenklatur antar lembaga kementerian dan mendorong belanja modal lebih kenceng," tutur Andry.

Ditambah lagi, lanjutnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) the Fed sudah menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate pada tahun ini sehingga volatilitas pasar akan terjaga di tahun depan.

“Tapi ada risiko kalau ekspansi pemerintah belum berjalan dan ekonomi AS masih melambat  lagi, atau harga minyak naik lagi. Kalau harga premium juga akan naik, inflasi juga naik yang membuat bertumbuhan ekonomi sekitar 5,8% tahun depan," kata Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper