Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOM UGM: Jangan Khawatir, Indonesia Masih Jauh dari Krisis Ekonomi

Meski kini ekonomi Indonesia kurang baik, Tony memprediksikan ekonomi Tanah Air pada semester II tahun ini akan membaik menjadi 5,1 hingga 5,2%dari hanya 4,7% dan pertumbuhan kredit bank dalam kisaran 10%-12%.
Pergerakan Rupiah per dolar AS dari 1997 hingga Februari 2015/Bisinis-Husin Parapat
Pergerakan Rupiah per dolar AS dari 1997 hingga Februari 2015/Bisinis-Husin Parapat

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Universitas Gadjah Mada menilai Indonesia masih jauh dari krisis ekonomi seperti yang pernah terjadi pada tahun 1998 akibat melemahnya mata uang rupiah.

"Kalau dilihat angka sepertinya sudah dekat, dulu Rp15.000 sekarang kita sudah Rp13.400. Meskipun angkanya mirip, tetapi situasinya sangat berbeda," kata Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM, Tony Prasetiantono

Dia menjelaskan pada 1998, inflasi mencapai 78% karena rupiah melemah sehingga orang-orang berlomba menarik dana dari perbankan dalam bentuk tunai dan BI mencetak uang dalam jumlah besar.

Sedangkan sekarang, inflasi year on year sebesar 7,15%, jauh dibanding pada 1998.

Selanjutnya, suku bunga deposito pada 1998,  mencapai 60%-70% sehingga bunga deposito lebih tinggi dari bunga kredit yang hanya 24%.

"Akibatnya terjadi negatif spread, maka bank-bank kolaps, termasuk bank-bank besar pemerintah. Sedangkan sekarang tidak ada bank yang kolaps. Jadi kondisi 1998 jauh lebih dahsyat jeleknya dibandingkan 2015".

Tony mengatakan perbandingan tersebut dilihat dari faktor-faktor objektif, yakni suku bunga, inflasi dan kesehatan bank.

Selain itu, dari segi politik pada 1998 sangat tidak stabil dan sebagian besar orang menginginkan adanya pergantian presiden. Sedangkan sekarang tidak ada yang berkeinginan untuk mengganti presiden hingga setidaknya pada 2019.

Sementara itu, melemahnya rupiah kini selain karena faktor struktural dan sentimen pasar, juga dipengaruhi membaiknya kondisi perekonomian AS.

"AS membaik seperti raksasa bangkit, indikasinya sekarang muncul 200.000 hingga 370.000 lapangan pekerjaan sehingga pengangguran turun dari 10% menjadi 5,5%. Selain itu, penjualan mobil year on year 17 juta unit, sedangkan Indonesia hanya 1,1 juta unit," katanya.

Meski kini ekonomi Indonesia kurang baik, Tony memprediksikan ekonomi Tanah Air pada semester II tahun ini akan membaik menjadi 5,1 hingga 5,2%dari hanya 4,7% dan pertumbuhan kredit bank dalam kisaran 10%-12%. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper