Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Tahun Baru, Pertumbuhan Ekonomi Sulut Melambat

Pertumbuhan ekonomi triwulan I/2016 Sulawesi Utara tercatat sebesar 5,96% atau melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,4%.
Tahun baru/Ilustrasi-happynewyear2016.net
Tahun baru/Ilustrasi-happynewyear2016.net

Bisnis.com, MANADO - Pertumbuhan ekonomi triwulan I/2016 Sulawesi Utara tercatat sebesar 5,96% atau melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,4%.

Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara Mochamad Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Sektor jasa keuangan dan asuransi merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 12,41%, diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,56% serta konstruksi sebesar 9,88%.

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quater to quarter), kinerja triwulan I/2016 menyusut 11,92%. Menurutnya, penurunan sisi produksi disebabkan efek musiman perekonomian Sulut.

“Di antaranya berakhirnya perayaan keagamaan dan tahun baru pada triwulan IV/2015 dan belum dimulainya proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah,” katanya, dalam paparan PDRB Sulut Triwulan I/2016, Rabu (4/5/2016).

Perekonomian Sulut Triwulan I/2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp22,65 triliun. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen impor luar negeri sebesar 16,01%.

Edy mengatakan struktur perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan I-2016 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, a.l pertanian, kehutanan, dan perikanan (20,93%); perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (12,41%) serta konstruksi (11,35%).

“Sumber utama pertumbuhan ekonomi Sulut triwulan I/2016 sendiri ialah konstruksi, , perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan Sepeda Motor, serta transportasi dan pergudangan,” tambahnya.

Sementara itu, menurut pengeluaran didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (47,53%), diikuti pembentukan modal tetap bruto (32,82%) serta pengeluaran konsumsi pemerintah (17,94%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper