Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah berhasil membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp15,88 triliun pada tiga bulan pertama 2024 atau kuartal I/2024. Laba BRI itu tumbuh 2,47% secara tahunan (year on year/yoy).
Berdasarkan publikasi di Bisnis Indonesia pada Kamis (25/4/2024), pertumbuhan laba bank ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 9,7% yoy menjadi Rp35,95 triliun pada kuartal I/2024.
Selanjutnya tercatat margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BBRI turun tipis 8 basis poin (bps) dari 6,67% pada kuartal I/2023 menjadi 6,59% pada kuartal I/2024. Peningkatan laba terdorong oleh raupan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp5,43 triliun pada kuartal I/2024, naik 7,1% yoy.
Sementara, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 67,73% pada kuartal I/2024. Sedangkan cost to income ratio (CIR) BRI mampu susut dari 37,37% pada tiga bulan pertama 2023 ke level 34,25% pada tiga bulan pertama tahun ini.
Dari sisi intermediasi, BRI telah menyalurkan kredit dan pinjaman syariah sebesar Rp1.250,82 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 10,95% yoy. Aset bank pun naik 9,11% yoy menjadi Rp1.989,07 triliun pada kuartal I/2024.
Sementara, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BBRI berada pada level 3,27% pada kuartal I/2024. Sedangkan NPL net sebesar 1%.
Baca Juga
Dari sisi pendanaan, BBRI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp1.416,21 triliun pada tiga bulan pertama 2024, naik 12,8% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) juga naik 7,8% yoy menjadi Rp873,29 triliun.