Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah pengamat perbankan menilai, bisnis auto loan atau kredit kendaraan bermotor masih prospektif di masa mendatang. Bank pelat merah seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) pun berencana mengeksplor ke area bisnis baru, termasuk auto loan.
Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyampaikan diversifikasi bisnis merupakan hal yang baik dan diperlukan untuk meminimalisasi risiko di masa yang akan datang.
“Bisnis auto loan masih prospektif di masa yang akan datang dan agunan yang tersedia juga mencukupi ketika kredit bermasalah yaitu dengan penjualan agunan kendaraan yang diberikan ke bank,” kata Trioksa kepada Bisnis, Kamis (7/8/2025).
Kendati begitu, dia mengakui bahwa saat ini penjualan otomotif mengalami penurunan imbas kondisi ekonomi dan daya beli yang belum membaik.
Untuk itu, Trioksa menilai perlu strategi yang baik ketika terjun ke sebuah bisnis yang sedang lesu, sehingga dapat memaksimalkan bisnis. Misalnya, kata dia, dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan otomotif besar seperti Astra.
Sementara itu, Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menyebut kelompok bank apapun perlu melakukan penetrasi ke bisnis baru yang memiliki prospek cerah, seperti halnya bisnis otomotif.
Baca Juga
Dia mengatakan, selama ini auto loan banyak digarap oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance yang menjadi anak perusahaan bank. Dengan terjunnya sejumlah bank ke auto loan, menurutnya hal ini merupakan inisiatif yang positif.
“Ini inisiatif atau terobosan yang bagus, tetapi hal itu bisa jadi muncul conflict of interest ketika bank telah memiliki perusahaan pembiayaan,” ujar Paul kepada Bisnis, Kamis (7/8/2025).
Paul menambahkan rencana BBRI dan BBTN mengeksplor ke area bisnis baru termasuk auto loan merupakan langkah bisnis yang strategis mengingat Indonesia menjadi negara yang sarat produk otomotif. “Tentu saja, hal itu tantangan bisnis ke depan yang cerah,” pungkasnya.
Dalam catatan Bisnis, BBRI tahun ini berencana mengoptimalkan ekosistem auto loan melalui anak usahanya PT BRI Multifinance Indonesia. Direktur Utama BRI Hery Gunardi menilai potensi dari bisnis auto loan cukup menjanjikan. Apalagi, BBRI saat ini memiliki lebih dari 80 juta nasabah.
“Ini bisa jadi lebih bagus karena kita lakukan cross sell ya, nasabah yang punya potensi untuk membeli motor atau mobil itu jadi enggak usah jauh-jauh pembiayaannya, bisa menggunakan BRI,” tutur Hery Gunardi, Kamis (31/7/2025).
Sementara itu, BBTN tengah mempertimbangkan untuk memperluas bisnis kredit kendaraan bermotor. Kendati tertarik untuk masuk ke bisnis auto loan, Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan menyampaikan bahwa perseroan berencana untuk bekerja sama dengan pihak lain yang telah memiliki ekosistem auto loan.
“Daripada kita membangun [dari awal], kita bikin dulu mekanisme joint financing,” kata Rully dalam media briefing di Jakarta Selatan, dikutip Kamis (7/8/2025).