Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Nilai GoPay, OVO, ShopeePay, Dana Dominasi Bisnis E-Wallet Indonesia

GoPay, OVO, ShopeePay, dan Dana mendominasi e-wallet Indonesia. GoPay unggul berkat integrasi ekosistem digital, sementara ShopeePay diprediksi naik.
Ilustrasi dompet digital atau e-wallet terpopuler di Indonesia./ Dok Freepik
Ilustrasi dompet digital atau e-wallet terpopuler di Indonesia./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Tren bisnis dompet digital (e-wallet) terus merambah di Indonesia. Data Bank Indonesia (BI) per 2025 menunjukkan rata-rata pertumbuhan akun e-wallet selama 10 tahun sejak 2014 hingga 2024 mencapai 47,4%.

Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM INDEF Izzudin Al Farras membeberkan peta persaingan e-wallet di Indonesia saat ini didominasi oleh empat perusahaan yakni GoPay, OVO, ShopeePay, dan Dana Indonesia.

“Keempatnya masih bersaing secara sengit dengan kecenderungan ShopeePay akan melampaui posisi OVO dalam beberapa tahun mendatang,” katanya kepada Bisnis, Kamis (28/8/2025).

Izzudin menilai GoPay masih menjadi pemimpin teratas karena bisnisnya terintergrasi dengan ekosistem digital lainnya seperti marketplace dan ride hailing. Selain itu, dia menyebut perusahaan yang berdiri pada 2016 ini selalu berinovasi, teranyar hadirnya GoPay QRIS dengan teknologi NFC.

Posisi kedua menurut dia adalah OVO. Sama dengan GoPay, perusahaan ini pun terintegrasi dengan ekosistem digital lainnya. Kemudian, baginya posisi ketiga adalah ShopeePay.

“Shopeepay berpeluang naik ke posisi kedua karena semakin besarnya marketshare dari Shopee di Indonesia sebagai sesama bagian dari Sea Group,” tutur dia.

Adapun, pengamat INDEF ini menilai Dana saat ini berada di posisi keempat. Meskipun, dia menganggap e-wallet ini masih menjadi favorit masyarakat karena sejak awal menawarkan gratis transfer, kemudahan top up saldo serta pembayaran, dan ada garansi saldo kembali via dana protection.

3 Faktor Pendorong E-Wallet Bertumbuh Pesat

Lebih lanjut, Izzudin membeberkan tiga faktor utama yang mendorong pesatnya pertumbuhan e-wallet di Indonesia. Pertama, adanya integrasi e-wallet dengan marketplace, ride hailing, food delivery, hingga pembayaran tagihan. Dengan demikian, terbentuklah menjadi sebuah ekosistem digital.

Kedua, ditambah dengan aspek praktisnya penggunaan e-wallet bagi konsumen karena langsung berada di gadget masing-masing,” ucap dia.

Faktor ketiga, lanjutnya, e-wallet menciptakan kemudahan bagi UMKM untuk menyediakan alat pembayaran. Mereka tidak perlu lagi mesin EDC dan bisa mencatat transaksi secara real time.

Sebagai informasi, pertumbuhan akun e-wallet selama 10 tahun yang mencapai 47,4% itu menjuarai kartu kredit yang hanya mampu menyentuh 1,94% dan kartu debit sebesar 12,6%.

Kemudian, rata-rata pertumbuhan transaksi selama 10 tahun e-wallet dan kartu berbasis chip juga berada jauh di atas kartu kredit dan kartu debit, dengan perolehan 88,3%. Kartu kredit hanya 7,47% dan kartu debit 6,31%.

E-wallet akan tetap mendominasi penggunaan transaksi di Indonesia jika dibandingkan dengan kartu kredit dan kartu debit karena aspek ekosistem digital yang membentuk e-wallet sekaligus aspek praktis dan kemudahan penggunaan sehari-hari, khususnya bagi anak muda yang masuk dalam kategori Gen Z dan Milenial,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro