Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden ke-13 RI Ma’ruf Amin mendorong PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. agar kinerja bank syariah pertama di Indonesia itu kembali sehat.
Ma’ruf mengakui kinerja Bank Muamalat memang fluktuatif, bahkan sempat mengalami masa-masa sulit. Untuk itu, dia mendorong manajemen untuk dapat meningkatkan kinerja bank syariah tersebut, dengan melakukan sejumlah upaya.
“Caranya bagaimana? Ya, banyak cara. Bisa dengan mencari investor baru, bisa dengan perbaikan manajemen, dan langkah-langkah lain,” kata Ma’ruf ketika ditemui di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).
Menurutnya, cara-cara ini perlu dilakukan agar Bank Muamalat tetap eksis dan kembali menjadi contoh keberhasilan bagi bank syariah lainnya di Indonesia.
Adapun dia mengharapkan ke depannya semakin banyak bank-bank syariah di Indonesia. Mengingat, market share perbankan syariah Indonesia cukup besar.
Dia mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat yang menggunakan bank konvensional lantaran masih minimnya bank syariah di Indonesia. “Ini yang harus kita dorong supaya terjadi pergeseran market share ke perbankan syariah. Kalau itu terjadi, bank-bank syariah baru pasti akan tumbuh,” tuturnya.
Baca Juga
Ma’ruf mengatakan pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya telah membentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Komite ini dipimpin oleh Presiden sebagai Ketua dan Wakil Presiden sebagai Ketua Harian, dan Menteri Keuangan menjadi Sekretaris merangkap anggota.
Menyitir laman resmi KNEKS, komite ini didirikan untuk melakukan tugas mempercepat, memperluas dan memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi nasional.
Agar pelaksanaannya lebih optimal, Ma’ruf mengungkap bahwa saat ini KNEKS akan ditransformasikan menjadi Badan. Kendati begitu, dia tidak memerinci lebih lanjut mengenai hal tersebut, mengingat kewenangan saat ini ada pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Ke depan, kalau Undang-Undang Ekonomi Syariah yang saat ini sedang digodok di DPR bisa selesai, badan tersebut akan masuk dalam undang-undang dan jadi lebih kuat secara kelembagaan. Saya kira itu penting,” pungkasnya.
Sementara itu, dilansir dari laporan keuangan perseroan, sepanjang semester I/2025 Bank Muamalat membukukan laba bersih senilai Rp6,48 miliar, tumbuh 40,47% secara tahunan (year on year/YoY). Pada periode yang sama, perseroan membukukan aset senilai Rp60,58 triliun dengan penyaluran pembiayaan senilai Rp17,46 triliun dan DPK senilai Rp42,78 triliun.
Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Muamalat terpantau masih tebal per 30 Juni 2025 meskipun mengalami penurunan, yaitu sebesar 27,33% dari 31,20% pada 30 Juni 2024. Sementara, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross mengalami pembengkakan dari 2,25% menjadi 3,90% dan NPF net 3,31% dari 1,44%.
Adapun, rasio pembiayaan terhadap deposit (financing to deposit ratio/FDR) berada pada rasio 40,69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 47,34%.