Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon LP Napitupulu menyatakan, proses penggabungan atau merger Unit Usaha Syariah (UUS) BTN dengan PT Bank Victoria Syariah masih menunggu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Nixon menyampaikan RUPSLB Victoria Syariah dijadwalkan berlangsung sebelum akhir Agustus 2025 sehingga dia mengharapkan proses merger dapat berlangsung pada Agustus 2025.
“Kita berharap Agustus. Sebelum akhir bulan ada RUPSLB Bank Victoria Syariah, kita lagi nunggu keputusan pemilik karena ini harus ke pemilik,” kata Nixon usai menghadiri Peluncuran Bale Korpora di Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025).
Dia mengatakan nantinya akan ada beberapa agenda yang perlu dibahas dalam RUPSLB Bank Victoria Syariah. Pertama, mengagendakan perubahan nama yang nantinya akan diumumkan usai RUPSLB.
Kedua, perubahan anggaran dasar Bank Victoria Syariah mengingat kata dia, anggaran dasar perseroan dan bank-bank BUMN lainnya memiliki banyak perbedaan. “Itu [anggaran dasar] disamain dulu sama bank-bank BUMN, karena ini BUMN jadinya kan,” ujarnya.
Ketiga, kemungkinan perubahan pengurus. Kendati begitu, Nixon enggan menjelaskan hal ini lebih lanjut.
Baca Juga
Menyitir laman resminya, Kamis (7/8/2025), BTN pada Juni 2025 resmi menandatangani Akta Jual Beli dan Pengambilalihan Saham BVIS sebagai bagian dari proses pemisahan (spin-off) BTN Syariah selaku unit usaha syariah (UUS) milik BTN menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Nixon kala itu mengatakan, aksi korporasi ini merupakan bagian dari inisiatif strategis BTN untuk melakukan pemisahan (spin-off) BTN Syariah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) sehingga memenuhi peraturan regulator dan perundang-undangan negara.
Dia mengatakan, proses spin-off BTN Syariah rencananya dapat berlangsung pada Oktober-November 2025. Setelah spin-off, diharapkan BTN Syariah yang digabungkan dengan BVIS akan menjadi lebih besar.
“Kami sudah berjanji kepada Menteri BUMN [Erick Thohir] bahwa bank syariah baru ini ditargetkan untuk menjadi bank syariah terbesar kedua dalam kurun waktu yang tidak lama, dengan bisnis yang efisien, inklusif, dan berbasis nilai-nilai syariah,” kata Nixon.