Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI JEPANG: Penjualan Ritel April Stagnan

Penjualan ritel Jepang stagnan pada April 2016 seiring lemahnya konsumsi swasta dan naiknya potensi penundaan penaikan pajak penjualan oleh pemerintah.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kedua kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5)./Antara
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kedua kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5)./Antara

Bisnis.com, TOKYO – Penjualan ritel Jepang stagnan pada April 2016 seiring lemahnya konsumsi swasta dan naiknya potensi penundaan penaikan pajak penjualan oleh pemerintah.

Kementrian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang melansir penjualan ritel negeri itu tidak berubah dari level 11,47 triliun yen seperti bulan sebelumnya. Namun, secara year-on-year, kinerja April turun 0,8%.

Koya Miyamae, Ekonom SMBC Nikko Securities, mengatakan konsumsi swasta tetap stagnan meskipun ada upaya penaikan upah pekerja.

“Penundaan penaikan pajak penjualan hampir pasti,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Senin (30/5/2016).

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di sela pertemuan KTT G7 sempat mengatakan ada risiko yang signifikan bahwa ekonomi dunia jatuh ke dalam krisis pada skala krisis keuangan tahun 2008 jika langkah-langkah kebijakan yang tepat tidak diambil.

Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa Abe akan segera mengumumkan penundaan kenaikan retribusi konsumsi untuk membantu mendukung konsumsi. Kenaikan pajak penjualan menyebabkan resesi pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper