Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARD BREXIT: Pemerintah Inggris Yakinkan Investor

Pemerintah Inggris sedang menyusun rencana untuk meyakinkan investor di tengah spekulasi bahwa rencana Hard Brexit Perdana Menteri Theresa May akan menyebabkan lebih banyak gejolak pasar.
Perdana Menteri Inggris Theresa May/Reuters-Stefan Wermuth
Perdana Menteri Inggris Theresa May/Reuters-Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Inggris sedang menyusun rencana untuk meyakinkan investor di tengah spekulasi bahwa rencana ‘Hard Brexit’ DARI Perdana Menteri Theresa May akan menyebabkan lebih banyak gejolak pasar.

Menurut sumber yang dikutip Bloomberg, pejabat pemerintah berharap pound sterling akan menguat ketika PM May menetapkan visinya untuk meninggalkan Uni Eropa dalam pidato pada hari Selasa (17/01/2017).

Departemen Keuangan Inggris juga sedang bersiap melakukan pembicaraan dengan bank-bank besar di Inggris memuluskan rencana tersebut.

Sebelumnya, mata uang pound sterling melemah setelah surat kabar Sunday Times pada hari Miggu melaporkan bahwa PM May mensinyalkan detil rencana Hard Brexit.

PM May mengatakan bahwa Inggris siap untuk meninggalkan perdagangan bebas dan pasar tunggal Uni Eropa, jika anggota lain tidak siap untuk memberikan kontrol penuh pada Inggris terkait masalah imigrasi.

Pejabat kantor Perdana Menteri menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal laporan surat kabar tersebut dan tetap meninggalkan berita tersebut sebagai sebuah "spekulasi."

Laporan tersebut datang di tengah tanda-tanda bahwa Inggris akan mengambil pendekatan yang lebih keras untuk Uni Eropa menjelang pembicaraan formal

Sekretaris Brexit David Davis mengatakan Uni Eropa dapat gagal jika negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan perdagangan baru yang kuat dengan Inggris.

Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond melayangkan ide radikal untuk mengubah model ekonomi Inggris. Hammond berjanji untuk melakukan "apapun yang harus dilakukan" untuk memastikan INggris tetap kompetitif jika Eropa mengenakan tarif pada perdagangan dengan Inggris.

"Kami tidak ingin Uni Eropa gagal, kami ingin makmur secara politik dan ekonomi, dan kita perlu untuk membujuk sekutu-sekutu kami bahwa kemitraan baru yang kuat dengan Inggris akan membantu Uni Eropa,'' tulis Davis dalam The Sunday Times, seperti dikutip Bloomberg.

"Keluarnya Inggris dengan tidak baik akan menimbulkan banyak risiko terhadap stabilitas keuangan di Eropa, dan berpotensi lebih besar dalam jangka pendek,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper