Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Gelar Dialog Bisnis Bersama Presiden Afghanistan Gali Potensi Kerja Sama

Kadin Indonesia menggelar Dialog Bisnis bersama Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani, pada Kamis pagi (6/4/2017) di Jakarta, memanfaatkan waktu kunjungan dua harinya ke Indonesia.
(Kiri- Kanan) Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto, Presiden Republik Islam Afghanistan M. Ashraf Ghani, Ketua Umum KADIN Indonesia Rosan P. Roeslani bertemu dalam Dialog Bisnis KADIN Indonesia bersama Presiden Afghanistan untuk menggali potensi kerja sama bisnis.
(Kiri- Kanan) Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto, Presiden Republik Islam Afghanistan M. Ashraf Ghani, Ketua Umum KADIN Indonesia Rosan P. Roeslani bertemu dalam Dialog Bisnis KADIN Indonesia bersama Presiden Afghanistan untuk menggali potensi kerja sama bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA - Kadin Indonesia menggelar Dialog Bisnis bersama Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani, pada Kamis pagi (6/4/2017) di Jakarta, memanfaatkan waktu kunjungan dua harinya ke Indonesia.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani menyambut baik Dialog Bisnis tersebut sebagai salah satu dari tindak lanjut pertemuan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan Presiden RI Joko Widodo, Rabu (5/6) malam.

“Menindaklanjuti pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Ashraf Ghani tadi malam, salah satunya adalah kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama bisnis kedua negara. Hari ini kita coba untuk langsung berdialog melihat potensi bisnis apa yang bisa dilakukan secara B to B,” ujar Rosan dalam keterangan tertulis Kadin, Kamis (6/4/2017).

Rosan menambahkan, selama ini perdagangan antara kedua negara sudah terjalin, namun masih banyak yang bisa dimaksimalkan karena nilainya masih minim. Untuk itu, Kadin menyambut baik kegiatan promosi peningkatan kerja sama investasi dan perdagangan yang ditawarkan Presiden Ashraf dengan berbagai kemudahan yang diberikan.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, sebagai negara yang tengah berbenah dari dampak perang menahun, pertumbuhan ekonomi Afghanistan patut diperhitungkan.

Menurutnya, Afganisthan dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi Emerging Market sebagai pangsa pasar besar bagi produk dan jasa Indonesia. Dengan letaknya yang strategis Afghanistan berada di posisi hub antara negara-negara teluk, Asia Selatan, Asia Timur dan Eropa.

“Saat ini Afghanistan tengah giat membangun infrastrukurnya. Ada sejumlah proyek tengah dan akan dijalankan diantaranya pembangunan jalur kereta TAT Railway sepanjang 645 km, Jalur kereta Chaman-Kandahar sepanjang 98 km dan Herat-Torghondi sepanjang 150 km. Ini merupakan opportunity bagi para pelaku bisnis Indonesia di bidang tersebut ataupun bisnis turunannya untuk kerja sama bisnis,” jelas dia.

Shinta juga melihat Afghanistan saat ini tengah fokus pada pembangunan infrastruktur energi dan memposisikan diri sebagai hub energi untuk wilayah Asia Tengah.

“Mereka punya beberapa potensi lokasi untuk pengembangan infrastruktur energi diantaranya Hydro Power sebesar 23.000 MW. Lalu mereka juga ingin mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga gas serta energi terbarukan seperti tenaga angin, tenaga matahari, bio-massa dan panas bumi,” tambah Shinta.

Terkait dengan tindak lanjut kunjungan ini, Rosan sebagai Ketua Umum KADIN mengatakan bahwa dalam waktu dekat para pengusaha yang tergabung dalam KADIN bersama Kementerian terkait akan melakukan kunjungan bisnis ke Afghanistan guna mengetahui kondisi riil di Negara tersebut.

Indonesia-Afghanistan Business Dialogue ini dihadiri oleh 100 pengusaha dari kedua negara dan outlook yang dihasilkan dinilai KADIN cukup positif untuk peningkatan hubungan ekonomi kedua negara.

Hal tersebut berdasarkan sejumlah kemudahan dalam investasi yang ditawarkan Afghanistan utamanya terkait dengan kepemilikan asing 100% serta adaanya komitmen yang kuat dari pemerintahan Presiden Ghani untuk iklim bisnis yang kondusif.

Bank Dunia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Afghanistan pada 2017 akan mencapai 1,8 %. Diperkirakan nilai tersebut akan meningkat menjadi 3,6% pada 2018 dan 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper