Bisnis.com, JAKARTA - Dalam rangka menggenjot investasi dari China di dalam negeri, Pemerintah menegaskan tawaran Indonesia dalam One Belt One Road (OBOR) Summit di Beijing, 14-15 Mei 2017, akan lebih bersifat terpadu dan terintegrasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong mengatakan tertinggalnya realisasi investasi China di Indonesia dalam program OBOR dibandingkan negara lain seperti Pakistan, Malaysia dan Filipina disebabkan oleh pendekatan pemerintah yang belum terpadu dan tidak fokus.
"Jadi seringkali kita memberikan paparan kepada investor, ratusan proyek di puluhan wilayah," ungkapnya dalam media briefing di kantor BKPM, Rabu (10/5).
Dalam konteks OBOR, dia mengatakan Indonesia akan fokus menawarkan dua atau tiga proyek terpadu atau kewilayahan yang mencakup semua sektor, yakni energi, transportasi, pariwisata, kawasan industri, pengembangan kawasan baru atau kota baru.
Perlu diketahui, Indonesia baru merealisasikan program investasi proyek infrastruktur terbesar abad 21 atau One Belt One Road (OBOR) dengan capaian US$5 MILIAR--US$6 miliar atau Rp66 triliun-Rp80 triliun.
Sementara itu, Pakistan telah merealisasikan proyek OBOR US$62 miliar atau Rp828 triliun, disusul Filipina telah mencapai US$24 miliar atau Rp320 triliun dan Malaysia dengan realisasi sebesar US$30 miliar atau Rp400 triliun.
Ke depannya, Lembong yakin Indonesia dapat meningkatkan investasi OBOR. Adapun, target pemerintah kali ini akan mencapai puluhan triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel