Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bermasalah, BI Jawa Tengah Minta Industri perhatikan Sektor Pertanian

Bank Indonesia Kantor Regional Jawa Tengah-DI Yogyakarta memperkirakan sektor pertanian akan menjadi penekan bisnis pembiayaan di awal semester II/2017 karena telah lewatnya musim panen.
Petani menyiapkan bibit padi di persawahan/Antara-Saiful Bahri
Petani menyiapkan bibit padi di persawahan/Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, SEMARANG – Bank Indonesia Kantor Regional Jawa Tengah-DI Yogyakarta memperkirakan sektor pertanian akan menjadi penekan bisnis pembiayaan di awal semester II/2017 karena telah lewatnya musim panen.

Kepala Divisi Pengembangan Usaha Bank Indonesia Kantor Regional Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Dian Nugraha, menuturkan untuk itu para pelaku industri keuangan harus memiliki skenario aktif untuk menjaga neraca pinjaman tumbuh dan Non Performing Loannya (NPL) terjaga.

Dia mengatakan dalam siklus bisnis, kondisi naik ataupun menurun merupakan proses yang alamiah. Akan tetapi dibutuhkan terobosan agar proses perlambatan yang menyebabkan meningkatnya non performing loan (NPL) dapat dikendalikan.

“Dicarikan terobosan. Kalau kelesuan disebabkan pemasaran maka perlu dicari pasar yang bisa menampung ataupun langkah lainnya,” kata Dian di Semarang, Kamis (27/8/2017).

Selain itu, kata dia, para pelaku keuangan perlu melakukan pendekatan dengan para nasabahnya untuk menyepakati jalan keluar bersama atas kendala usaha ini. “Bisa strategi penyelesaian seperti restrukturisasi,” katanya.

Dia juga menambahkan, pilahan lain yang dapat dilakukan adalah pendampingan. Pasalnya ketidakmampuan membayar tidak melulu karena melemahnya pasar akan tetapi dapat juga karena ketidakmampuan manajemen dalam mengelola usahanya.

Berdasarkan laporan data kajian regional Bank Indonesia per Mei 2017 yang baru diluncurkan Juli 2017, NPL  di Jawa Tengah naik dari 2,84% menjadi 3,06% (y-t-d). Sedangkan kredit tumbuh tipis dari Rp236,76 triliun menjadi Rp237,77%

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional III Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta Moch. Ihsanudin mengatakan peningkatan NPL terjadi secara merata di seluruh Indonesia. Akan tetapi, kata dia, untuk Jawa Tengah peningkatan NPL relatif lebih kecil dibandingkan kawasan lainnya.

“Meski begitu industri keuangantetap harus antisipasi seperti melakukan restrukturisasi,” katanya.

Ia tidak menyebutkan pertumbuhan jumlah kredit bermasalah di kawasan ini. Akan tetapi ia memastikan ada kenaikan atas NPL. Sementara itu, Ihsan juga menambahkan saat ini industri keuangan juga mengalami pertumbuhan baik aset, pembiayaan maupun laba. “secara nasional pertumbuhan di bawah 10%, Jawa Tengah tumbuh di atas 10%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper