Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kartini Sjahrir: Pertumbuhan Ekonomi dan Konservasi Lingkungan Bisa Sejalan

Di mata Pembina Yayasan Dr Sjahrir, Kartini Sjahrir pertumbuhan ekonomi, dan upaya pelestarian lingkungan bisa saling mendukung.nn
Kartini Sjahrir, saat menjadi Duta Besar Indonesia di Argentina/KBRI Buenos Aires
Kartini Sjahrir, saat menjadi Duta Besar Indonesia di Argentina/KBRI Buenos Aires

Bisnis.com, JAKARTA - Di mata Pembina Yayasan Dr Sjahrir, Kartini Sjahrir pertumbuhan ekonomi, dan upaya pelestarian lingkungan  bisa saling mendukung.

"Harus bisa saling mendukung,” kata Kartini Sjahrir, Pembina Yayasan Dr. Sjahrir, melalui keterangan resmi, Kamis (10/8/2017).

Kartini, istri almarhum ekonom Sjahrir,  menggambarkan pemanfaatan lahan gambut dengan tepat  bisa menjadi solusi pertumbuhan yang memperhatikan keseimbangan, baik dari sisi lingkungan dan sosial. "Emisi gas rumah kaca nasional dihasilkan dari pengelolaan lahan dan hutan yang belum berkelanjutan," ujarnya.

”Jadi upaya pertumbuhan ekonomi, dan upaya pelestarian lingkungan itu harus bisa saling mendukung,” kata Kartini Sjahrir.

 

Kartini mencontohkan, pemanfatan tanaman sagu di Riau dapat memberikan penghasilan yang signifikan bagi masyarakat Riau dan dapat menjadi alat untuk mengurangi emisi karbon. Saat ini, Provinsi Riau adalah daerah penghasil sagu yang berpotensi untuk ekspor.

Berikutnya, dia juga mencontohkan, lahan gambut yang bisa digunakan untuk tumpang sari, misalnya untuk Nanas, Kelapa, atau Kelapa Sawit. “Jadi lahan bisa dioptimalkan, sekaligus melakukan konservasi. Untuk itu dibutuhkan teknologi,” ujar Kartini.

Adapun, Direktur Eksekutif Yayasan Dr. Sjahrir, Damianus Taufan menambahkan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan bukan hubungan yang saling menegasikan. "Kata kunci yang bisa menjembatani itu adalah inovasi dan teknologi,” kata Taufan.

Secara global, Indonesia telah menyatakan komitmen sukarela untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030 dari tingkat Business as Usual (BAU) dengan usaha sendiri dan mencapai 41% dengan dukungan internasional.

Adapun target penurunan emisi GRK ada dalam lima bidang utama, yaitu kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi dan transportasi, industri serta pengelolaan limbah.

Dalam pertemuan PBB pada 2015, 193 negara termasuk Indonesia telah menyepakati 17 target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yakni pengentasan kemiskinan, pemberantasan kelaparan serta kesehatan dan kesejahteraan.

Berikutnya, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak, industri, inovasi dan infrastruktur dan mengurangi kesenjangan.

Selain itu, keberlanjutan kota dan komunitas, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, perubahan iklim, kehidupan laut, kehidupan di darat, institusi peradilan yang kuat dan kedamaian, serta kemitraan untuk mencapai tujuan juga mendapat perhatian.

Sementara, Pemerintah telah mengeluarkan Perpres No. 59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, untuk menghasilkan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional/Daerah TPB.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper