Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI JEPANG: Permintaan Menguat, Ekspor Impor Lampaui Perkiraan

Performa ekspor dan impor Jepang meningkat bulan lalu, di tengah menguatnya permintaan eksternal dan domestik yang menopang berlanjutnya pemulihan pada perdagangan.
Seorang pekerja berjalan di areal pabrik yang berada di zona industri Keihin, Kawasaki, Jepang (8/3/2017)./.Reuters-Toru Hanai
Seorang pekerja berjalan di areal pabrik yang berada di zona industri Keihin, Kawasaki, Jepang (8/3/2017)./.Reuters-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA – Performa ekspor dan impor Jepang meningkat bulan lalu, di tengah menguatnya permintaan eksternal dan domestik yang menopang berlanjutnya pemulihan pada perdagangan.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang, ekspor naik 18,1% pada Agustus dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Angka ini lebih tinggi dari perkiraan kenaikan sebesar 14,3%.

Sementara itu, impor menanjak 15,2%, juga lebih tinggi dari estimasi untuk kenaikan sebesar 11,6%. Dengan demikian, Jepang mencatat surplus perdagangan sebesar 113,6 miliar yen (US$1,02 miliar), lebih besar daripada proyeksi senilai 104,4 miliar yen.

Ekspor ke China, mitra dagang terbesar Jepang, naik 25,8% pada Agustus dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Adapun ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masing-masing meningkat 21,8% dan 13,7%.

Jepang telah mengalami pertumbuhan ekspor yang kuat tahun ini, sementara kenaikan impor dalam beberapa bulan terakhir mengindikasikan bahwa permintaan domestik menguat.

Dilansir Bloomberg, Rabu (20/9/2017), perekonomian Jepang tumbuh mencapai 2,5% secara tahunan pada kuartal kedua, lebih dari dua kali lipat tingkat pertumbuhan potensialnya.

Tapi meskipun pelemahan yen telah memperbaiki data perdagangan, angka inflasi tetap jauh di bawah target Bank of Japan (BoJ) sebesar 2%.

“Kunci pada tahap ini benar-benar permintaan eksternal. Namun, permintaan luar negeri selanjutnya kemungkinan akan melemah saat pertumbuhan PDB melambat di China dan negara lain,” ujar Marcel Thieliant, ekonom senior Jepang di Capital Economics sebelum rilis data tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper