Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Follower Twitter Terbanyak, The Fed Bisa Belajar Komunikasi dari BI

Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell menekankan pentingnya komunikasi kebijakan moneter yang lebih baik tidak lama setelah menjabat. Dalam hal ini, sepertinya dia bisa belajar sedikit banyak dari Indonesia.
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell menekankan pentingnya komunikasi kebijakan moneter yang lebih baik tidak lama setelah menjabat. Dalam hal ini, sepertinya dia bisa belajar sedikit banyak dari Indonesia. 

Seperti diketahui, Indonesia memiliki sekitar 625.000 follower (pengikut) di akun media sosial Twitter, terbanyak dari bank sentral manapun.

Dalam kicauannya yang mencapai 12.000 kicauan itu, Bank Indonesia telah banyak memberikan informasi mengenai nilai tukar dan inflasi. Tidak hanya itu, di lain kesempatan BI juga mengumumkan tentang pemberian hadiah secara cuma-cuma dan suatu ketika memberikan informasi dalam bentuk video musik..

Bahkan kunjungan dari Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde beberapa pekan lalu ke Indonesia memberikan sumbangan kicauan yang banyak untuk akun Twitter bank sentral tersebut. 

Juru bicara BI Agusman menyampaikan, para pembuat kebijakan menyadari bahwa penggunaan media sosial sangat diperlukan dengan pertimbangan banyaknya populasi milenials di negeri ini. 

“Dengan media sosial, kami dapat menembus kesulitan komunikasi dan juga berkomunikasi gaya,” katanya, seperti dikutip Bloomberg, Senin (12/3/2017).

Lebih lanjut, Agusman juga menyatakan bahwa BI telah berkomitmen untuk membuat konten media sosialnya agar semakin menarik dan mudah dibagikan (diviralkan)

Adapun, media sosial memang merupakan cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan lebih dari 260 juta jiwa masyarakat Indonesia. Seperti diketahui, jutaan masyarakat itu tinggal tersebar dari Sabang sampai Merauke, hampir sama dengan jarak dari New York sampai ke London.

Aktifnya komunikasi dari BI terhadap masyarakat tanah air ini mencerminkan adanya niat untuk melakukan pendekatan langsung dari para pembuat kebijakan. Melalui media sosial, mereka dapat memperlihatkan kinerja kebijakan yang dilakukan stafnya dalam membongkar skandal kartel cabai di Balokpapan atau isu pembelian burung hantu pengusir tikus di Banyuwangi.

Adapun, Indonesia juga merupakan pengguna produktif dari media sosial. Berdasarkan data pasar dan konsumen dari Statista, di negara ini terdapat lebih dari 24 juta pengguna Twitter, terbesar ketiga di dunia setelah AS dan India. Sementara pengguna Facebook mencapai 90 juta pengguna.

Langkah yang diambil para pembuat kebijakan Indonesia untuk menggapai masyarakatnya yang banyak menggunakan internet tampak kontras dengan cara kerja Banco de Mexico dan The Fed. Pasalnya, dua bank sentral yang disebut belakangan ini masih saja membagikan transkrip suram berisi pidato dan pembaruan neraca keuangannya untuk publik, tanpa memanfaatkan media sosial. 

Sekadar informasi, idak hanya konten saja yang diperhatikan oleh BI dalam twitternya, sebuah cuitan pada Jumat (9/2) dengan hashtag SobatRupiah atau FriendsofRupiah telah mengundang para pengikutnya untuk mampir di kantor BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper