Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Defisit US$120 Juta Pada Februari

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$120 juta. Defisit tersebut lebih besar dibandingkan dengan defisit pada Januari 2018 sebesar US$680 juta.
Kapal kargo melego jangkar di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/9)./ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Kapal kargo melego jangkar di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/9)./ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2018 mengalami defisit sebesar US$120 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan defisit ini tipis, tetapi perlu menjadi perhatian semua pihak karena defisit telah terjadi selama tiga bulan berturut-turut.  "lebih disebabkan karena surplus nonmigas tetapi terkoreksi migas," katanya, Kamis (15/3/2018).

Dengan demikian, posisi neraca cadangan Indonesia mengalami defisit US$870 juta sepanjang Januari-Februari 2018. Nilai ekspor sepanjang Februari 2018 sebesar US$14,10 miliar turun 3,14% dibandingkan Januari 2018 US$14,55 miliar.

Penurunan ini dipicu oleh eskpor nonmigas yang turun 3,96% menjadi US$12,71 miliar dari sebelumnya US$13,23 miliar. Adapun, ekspor nonmigas yang memiliki sumbangan 90% ke neraca perdagangan sepanjang Februari 2018.

Ekspor pertanian selama Februari 2018 turun 8,81% dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan turunnya ekspor sarang burung, coklat, aromatik dan rempah-rempah. Ekspor industri pengolahan juga turun 3,89% dari bulan sebelumnya dengan komoditas yang menyumbang penurunan a.l. besi baja, konveksi, kimia dasar organik dan minyak kelapa.

Sementara itu, sektor pertambangan dan lainnya juga turun 3,74% pada bulan Februari dengan komoditas penyumbang penurunan batubara.

Secara kumulatif, total ekspor Januari-Februari 2018 mencapai US$28,65 miliar dengan penyumbang terbesar bahan bakar mineral dan lemak yang naik 15,20% dan minyak hewan/nabati naik 13,35%. Nilai kumulatif ini meningkat sebesar 10,13% dibandingkan ekspor sepanjang dengan Januari-Februari 2017 sebesar US$26,02 miliar.

BPS mencatat impor sepanjang Februari 2018 sebesar US$14,21 miliar atau turun 7,16% dibandingkan Januari 2018. Namun, impor Februari 2018 naik sebesar 25,18%. Dari jenis penggunaan barang, impor barang konsumsi meningkat 1,36% disebabkan oleh kenaikan impor beras sebesar 0,5 juta ton dan jeruk mandarin berjenis jeruk kino dari Pakistan.

Bahan baku turun -7,74% menjadi US$10,58 miliar pada Februari 2018 dan barang modal juga turun sebesar -9,19% menjadi US$2,25 miliar. Secara kumulatif, impor sepanjang Januari-Februari 2018 naik sebesar 26,58% menjadi US$29,52 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$23,32 miliar.

BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Defisit US$120 Juta Pada Februari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper