Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Neraca Dagang Juni Amankan Transaksi Berjalan

Bank sentral Indonesia menilai kinerja neraca perdagangan Juni 2018 cukup positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan.
Suasana bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas (TPKS), Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (16/1/2015)./Bisnis-Juli Nugroho
Suasana bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas (TPKS), Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (16/1/2015)./Bisnis-Juli Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank sentral Indonesia menilai kinerja neraca perdagangan Juni 2018 cukup positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengungkapkan bank sentral akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik.

Keyakinan BI terhadap kinerja transaksi berjalan yang tidak akan melebihi batas aman defisit sebesar 3% tersebut sebenarnya telah dipaparkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo.

Sebelumnya, Perry pernah menyampaikan defisit secara keseluruhan tahun ini tidak akan melebihi 2,5%, walaupun ada pelebaran pada kuartal II/2018 yang disebabkan oleh siklus musiman.

Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus US$1,7 miliar pada Juni 2018, berbalik dari defisit US$1,5 miliar pada bulan sebelumnya. Perbaikan tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas.

Meski demikian, secara kumulatif Januari-Juni 2018, neraca perdagangan Indonesia masih mencatat defisit US$1,02 miliar.

Neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus US$2,1 miliar pada Juni 2018, terutama karena turunnya impor nonmigas. Penurunan impor nonmigas tercatat US$5,7 miliar secara month-to-month (mtm), terutama didorong menurunnya impor mesin dan pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, serta bahan kimia organik.

Sementara itu, ekspor nonmigas menyusut US$3,3 miliar secara mtm terutama karena menurunnya ekspor kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan listrik, mesin dan pesawat mekanik, kayu dan barang dari kayu, serta karet dan barang dari karet.

Defisit neraca perdagangan migas menurun seiring meningkatnya ekspor yang disertai menyusutnya impor.

Defisit neraca perdagangan migas tercatat US$400 juta pada Juni 2018, turun dari US$1,2 miliar pada Mei 2018. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ekspor migas sebesar US$100 juta secara mtm, yang disertai dengan penurunan impor migas sebesar US$700 juta secara mtm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper