Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI RATE NAIK: BPR Belum Berani Kerek Bunga Kredit

BISNIS.COM, JAKARTA--Bank perkreditan rakyat atau BPR mengaku rela memangkas margin guna menahan kenaikan suku bunga kredit setelah BI Rate naik 25 basis poin. Andi Gunawan, Direktur PT BPR Supra Artha Persada, mengatakan kenaikan BI Rate

BISNIS.COM, JAKARTA--Bank perkreditan rakyat atau BPR mengaku rela memangkas margin guna menahan kenaikan suku bunga kredit setelah BI Rate naik 25 basis poin. 

Andi Gunawan, Direktur PT BPR Supra Artha Persada, mengatakan kenaikan BI Rate tidak harus langsung direspons dengan menaikkan bunga kredit. 

"BPR pasti sudah memperkirakan hal ini, dan menghitung biaya dana yang harus ditanggung. Ada opsi menurunkan sedikit margin agar bisa mempertahankan bunga kredit dalam jangka waktu tertentu," katanya kepada Bisnis, Jumat (14/6/2013). 

Data Bank Indonesia mencatat rata-rata suku bunga kredit BPR tertinggi per Maret 2013 ialah untuk jenis pinjaman modal kerja, yakni 30,55%. Adapun rata-rata bunga kredit BPR untuk pinjaman investasi sebesar 26,44% dan konsumsi pada level 25,78%. 

Andi mengatakan sejumlah BPR masih bisa mendapatkan margin bagus untuk menghimpun laba dengan suku bunga saat ini. 

"Katakanlah suku bunga kredit rata-rata pada level 20% saja, sepertinya masih ada selisihnya. Kami berharap bank umum juga tidak cepat-cepat menaikkan suku bunga pinjaman untuk BPR," katanya. 

Menurutnya, upaya menurunkan margin bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar masing-masing BPR. 

Andi mengatakan kredit yang disalurkan oleh BPR masuk dalam kategori mikro, antara lain untuk pelaku usaha. 

"Misalnya, BPR menyalurkan kredit dengan plafon Rp1 juta--Rp5juta untuk satu debitur. Kami berpikr upaya mempertahankan bunga sekaligus upaya mengendalikan risiko kredit," paparnya. 

Data Bank Indonesia mencatat outstanding kredit BPR per Maret 2013 mencapai Rp52,63 triliun atau tumbuh 20,8% dibandingkan dengan Rp43,55 triliun pada periode yang sama tahu. 

Rasio non performing loan (NPL) BPR pada periode laporan itu tercatat sebesar 5,25% atau lebih rendah dari Maret 2012 pada level 5,56%. 

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan kenaikan BI Rate merupakan respons terhadap kondisi makroekonomi. 

"Bank sentral pasti sudah memperhitungkannya. Industri keuangan juga sebenarnya sudah berjaga-jaga, sinyal akan naiknya BI Rate sudah terbaca," ujarnya. 

Joko mengatakan BPR harus bisa meningkatkan daya saing agar bisa terus berkembang ke depannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Roberto A. Purba
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper