Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan utang luar negeri Indonesia mulai melambat pada Juli 2013 yang didorong oleh sektor swasta dan dipengaruhi oleh tren pelambatan ekonomi nasional
Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$259,54 miliar pada akhir Juli 2013, tumbuh 7,3% dibandingkan dengan setahun lalu. Pertumbuhan ULN tersebut melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat masih tumbuh 8%.
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), mengatakan bank sentral masih memandang perkembangan ULN Indonesia tersebut masih cukup sehat dan berkesinambungan.Menurutnya, perlambatan pertumbuhan ULN Indonesia, khususnya ULN swasta, sejalan dengan tren perlambatan ekonomi nasional.
“BI akan terus memonitor perkembangan ULN Indonesia tersebut sehingga tetap dapat mendukung upaya menjaga ketahanan sektor ekstenal,” ujarnya, Jumat (20/9/2013).
Dia merinci perlambatan pertumbuhan ULN Indonesia terutama disebabkan oleh sektor swasta. ULN Swasta pada Juli 2013 tumbuh 9,5% (yoy) menjadi US$133,94 miliar, lebih rendah dari pertumbuhan pada Juni 2013 sebesar 11% (yoy).
Sementara itu, ULN pemerintah tumbuh 5,1% (yoy) menjadi US$125,6 miliar, sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan Juni 2013 sebesar 4,9% (yoy). Berdasarkan jangka waktu, terjadi penurunan ULN swasta jangka pendek yang tercatat US$38,5 miliar pada akhir Juli, sementara sebulan lalu masih US$39,59 miliar.
Komposisi ULN Indonesia banyak didominasi ULN jangka panjang yaitu sebanyak 82,3% dari total ULN, sedangkan sisanya merupakan ULN jangka pendek. Dari sisi komposisi valuta, ULN Indonesia sebagian besar bervaluta dolar AS sebanyak 68,2%, sedangkan jenis valuta Yen Jepang mencapai 12,5% dan sisanya terdiri dari berbagai jenis valuta.
Berdasarkan kelompok peminjam, ULN swasta lebih banyak dilakukan oleh korporasi nonbank yaitu mencapai US$111,6 miliar atau 83,3% dari total ULN swasta, sedangkan sisanya US$22,3 miliar merupakan utang bank.
Berdasarkan kelompok krediturnya, ULN korporasi nonbank sebagian berasal dari perusahaan induk dan afiliasinya yang pada akhir Juli 2013 mencapai US$33,4 miliar. Sementara itu, ULN bank yang berasal dari perusahaan induk dan afiliasinya mencapai US$7,9 miliar.
Berdasarkan jangka waktunya, ULN korporasi nonbank didominasi ULN jangka panjang yaitu mencapai 78,6% dari total ULN korporasi non bank. Sementara itu, ULN bank umumnya jangka pendek yaitu 65,7% dari ULN bank, yang sebagian besar berbentuk pembiayaan perdagangan internasional atau bankers’ acceptance.
“Komposisi ULN yang didominasi ULN jangka panjang tersebut menunjukkan tekanan terhadap rupiah yang berasal dari permintaan Dolar AS untuk pembayaran utang tidak terlalu besar,” ujarnya.