Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan NPL Dorong Peningkatan Kinerja BTN

Analis pasar modal menyebutkan keberhasilan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menurunkan kredit bermasalah (non performing loan/ NPL) telah mendorong membaiknya kinerja perusahaan.
Bank BTN
Bank BTN

Bisnis.com, JAKARTA - Analis pasar modal menyebutkan keberhasilan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menurunkan kredit bermasalah (non performing loan/ NPL) telah mendorong membaiknya kinerja perusahaan.

"Membaiknya kinerja perusahaan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan ke arah yang positif," sebut analis CLSA Securities Indonesia Jayden Vantarakis dan Hendy Soegiarto dalam risetnya, Kamis (19/12).

Riset menyebutkan  NPL BTN  turun menjadi 3,8% pada akhir 2013 dari 4,9% pada kuartal III-2013.

Perseroan sebelumnya menargetkan mampu melelang sebanyak Rp400 miliar jaminan kredit bermasah hingga akhir tahun ini. Restrukturisasi aset-aset bermasalah tersebut diharapkan menekan NPL hingga akhir 2013.

Riset menyebutkan BTN akan mampu menekan NPL menjadi 3,8% hingga akhir tahun ini dibandingkan dengan realisasi kuartal III-2013 sekitar 4,9%.

Penurunan NPL diharapkan mendukung keberlanjutan pertumbuhan kinerja keuangan perseroan ke depan.

Laba usaha BTN diharapkan meningkat menjadi Rp 2,15 triliun per akhir 2014 dibandingkan proyeksi tahun ini senilai Rp 1,9 triliun.

Laba bersih diprediksi meningkat dari perkiraaan tahun ini Rp 1,42 triliun menjadi Rp 1,61 triliun.

Selain didukung penurunan NPL, CLSA Securities menyebutkan, pertumbuhan kinerja keuangan BTN juga didukung pertumbuhan kredit.

Hingga kuartal III-2013, pertumbuhan kredit perseroan telah mencapai 26% atau melampaui estimasi CLSA Securities sekitar 23%.

Langkah perseroan untuk menekan NPL dengan melelang jaminan akan menjadi sentimen positif terhadap pergerakan harga saham BTN ke depan.

Saham BTN ditargetkan  dapat mencapai Rp 1.250. Target tersebut mencerminkan langkah-langkah perseroan dalam menekan tingkat kredit bermasalah. Pada perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (18/12), saham BTN ditutup  Rp920.

Pandangan senada diungkapkan analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri dalam risetnya.

Menurut riset tersebut, peningkatan kualitas aset dengan mempercepat restrukturisasi aset-aset bermasalah akan menjadi sentimen positif terhadap BTN. Percepatan restrukturisasi akan berdampak terhadap penurunan NPL perusahaan.

Adapun kemungkinan perubahan skema pembiayaan fasilitas likuditas pembiayaan perumahan (FLPP) akibat kenaikan tingkat suku bunga acuan (BI rate) menjadi 7,5% diharapkan bisa menjaga margin bunga bersih BTN dari bisnis kredit rumah subsidi.

"Rasio kredit bermasalah NPL BTN diprediksi turun menjadi 4% pada akhir 2013 dan menjadi 3,7% pada 2014 atau turun dibandingkan periode sama per September 2013 sekitar 4,88%." .

Ekspektasi penurunan rasio kredit bermasalah tersebut, menurut dia, seiring dengan pembentukan dua divisi penagihan dan penjualan aset bermasalah.

"Kami menilai pembentukan dua divisi ini dapat membantu perseroan untuk menaikkan kualitas asetnya," tulis Eka.

Guna mempercepat proses pengembalian aset-aset bermasalah, menurut dia, perseroan telah bekerja sama dengan agen penjual properti untuk melepas properti sitaan.

Berdasarkan data, perseroan memiliki sebanyak 9.600 unit rumah bermasalah di area Jabodetabek dan ditargetkan sekitar 3.000 unit bisa dilepas pada kuartal IV-2013.

Penjualan properti sitaan tersebut diharapkan bisa menurunkan kredit bermasalah perseroan menjadi 4% pada pengujung 2013. Penurunan kemudian diharapkan berlanjut menjadi 3,7% pada Desember 2014.

Perubahan skema ini terkait dengan kenaikan BI rate dalam beberapa bulan terakhir, Eka menegaskan bahwa BTN kemungkinan mengajukan perubahan skema pembiayaan FLPP dari komposisi pemerintah 70% menjadi 75% dan perseroan turun dari 30% menjadi 25%.   

Pemerintah kemungkinan menyetujui perubahan skema tersebut guna mempercepat program pengadaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Kenaikan komposisi dana pemerintah dari 70% menjadi 75% diharapkan mampu mempertahankan margin keuntungan bisnis ini sekitar di atas 5%,” jelas Eka.   

Danareksa Sekuritas juga optimistis terhadap pertumbuhan kredit BTN tahun 2013 sebesar 16,7% dan sekitar 18,9% pada 2014. Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham BTN dengan target harga Rp1.250.   

Target harga ini mencerminkan proyeksi PBV tahun 2014-2015 sekitar 1,1-1 kali. Terkait kinerja keuangan BTN, menurut Eka, pendapatan bunga bersih diharapkan bertumbuh menjadi Rp5,35 triliun akhir 2013 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp4,72 triliun.   

Adapun laba bersih diharapkan meningkat dari Rp1,36 triliun menjadi Rp1,41 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper