Bisnis.com, JAKARTA--Likuiditas perbankan tampaknya mulai menunjukkan geliat yang positif ditunjukkan dengan meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Berdasarkan data Bank Indonesia yang dikutip Jumat (6/6/2014), disebutkan laporan simpanan dana masyarakat di perbankan berupa DPK pada April 2014 tumbuh 11% year on year menjadi Rp3.597,1 triliun. Pertumbuhan DPK tercatat meningkat dibandingkan periode Maret 2014 yang hanya mencapai 10,3% y-o-y sebesar Rp3.521,7 triliun.
Pertumbuhan penghimpunan DPK terjadi pada jenis simpanan berjangka dan giro. Pada April 2014, posisi simpanan berjangka mencapai Rp1.630,8 triliun atau tumbuh 14,1%.
Simpanan berjangka itu tercatat lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2014 yang mencapai 12,3% secara tahunan.
Sementara itu, simpanan berupa giro tercatat mencapai Rp792,1 triliun, tumbuh 6,6%. Simpanan giro pada April 2014 mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 6,2%.
Di sisi lain, posisi tabungan pada April 2014 tercatat mencapai Rp1.174,2 triliun. Penghimpunan dana tabungan itu hanya mampu tumbuh 10% secara tahunan, lebih lambat ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 10,2%.
Namun demikian, penyaluran kredit perbankan pada April 2014 tercatat tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan penghimpunan DPK.
Penyaluran kredit tercatat mencapai Rp3.386,5 triliun, tumbuh 18,5% secara tahunan. Pertumbuhan kredit memang sedikit lebih lambat ketimbang periode bulan sebelumnya yang mencapai 19,1%.
BI menilai, perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan modernisasi permintaan domestik. Perlambatan penyaluran kredit itu terutama terjadi untuk jenis penggunaan modal kerja (KMK).
Kredit yang disalurkan untuk jenis KMK tercatat mencapai Rp1.614,2 triliun, tumbuh 15,5% y-o-y. Pertumbuhan itu mengalami perlambatan dibandingkan Maret 2014 yang mencapai 16,3%.
Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan KMK tersebut terutama bersumber dari penyaluran KMK kepada sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang pada April 2014 tercatat Rp589,8 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 20,5% y-o-y, melambat dibandingkan Maret 2014 yang mencapai 21,5%.
Kredit yang disalurkan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bank umum pada April 2014 tercatat sebesar Rp627,5 triliun, tumbuh 15,6% (y-o-y), melambat dibandingkan Maret 2014 (17,0%). Pangsa UMKM tersebut pada April 2014 mencapai 25,8% dari total kredit produktif.
Di sisi lain, penyaluran kredit kepada sektor properti pada April 2014 mencapai Rp484,7 triliun dengan pangsa mencapai 14,3% dari total kredit perbankan.
Kredit properti tersebut tumbuh 23,3% (y-o-y) sedikit melambat jika dibandingkan periode Maret 2014 (24,9%). Perlambatan penyaluran kredit properti tersebut terutama dalam bentuk KPR dan KPA yang tumbuh melambat dari 23,0% (y-o-y) pada Maret 2014 menjadi 20,8% (y-o-y) pada April 2014.
Pembiayaan perbankan kepada masyarakat untuk pembelian rumah tinggal/apartemen tersebut masih didominasi oleh kelompok bank BUMN dengan pangsa mencapai 51,1% dari total KPR/KPA sebesar Rp285,7 triliun.
KPR/KPA dari kelompok bank tersebut mencapai Rp146,0 triliun, tumbuh 31,8% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan Maret 2014 (33,7%).
Kredit yang dipergunakan untuk pembiayaan ekspor mencapai Rp61,0 triliun dengan pangsa mencapai 2,5% dari total kredit produktif. Kredit tersebut tumbuh 27,6% (y-o-y), meningkat dibandingkan dengan Maret 2014 sebesar 19,1% (y-o-y).