Bisnis.com, JAKARTA—Upaya bank besar untuk mengendurkan tekanan likuiditas di industri perbankan Tanah Air dengan menurunkan suku bunga deposito ternyata belum berjalan mulus.
PT Bank Central Asia Tbk justru masih mencatat kenaikan penempatan pada deposito oleh nasabahnya. “Ternyata [deposito] malah masih naik Rp2,9 triliun,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat dihubungi, Selasa (16/9/2014).
Sudah menjadi rahasia umum jika BCA adalah salah satu bank dengan likuiditas berlimpah. Menurut laporan keuangan semester I/2014, BCA berhasil mempertahankan posisi pendanaan dengan total dana pihak ketiga (DPK) Rp 421,2 triliun, meningkat 11,3% year on year.
Saldo dana rekening transaksi baik giro maupun tabungan mendominasi DPK dengan porsi 77,2%. Simpanan dalam bentuk tabungan dan giro meningkat 6,3% year on year menjadi Rp 325,2 triliun.
Dana giro tercatat naik 8,9% year on year menjadi Rp105,7 triliun, sedangkan dana tabungan tumbuh 5,1% year on year menjadi Rp 219,5 triliun. Sepanjang semester I/2014 BCA juga mencatat pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar 32,4% year on year menjadi Rp 96,0 triliun lantaran kenaikan suku bunga deposito secara bertahap.
Meskipun begitu, belakangan BCA menempuh strategi lain. Mereka menurunkan suku bunga deposito 0,5% per 1 September 2014. Suku bunga deposito di BCA paling tinggi dipatok 8,5%. Jahja mengatakan langkah itu perlu ditempuh agar likuiditas perbankan di Tanah Air membaik.
Tak hanya BCA, PT Bank Mandiri Tbk pun melakukan kebijakan serupa. Bank beraset Rp764 triliun itu belum lama ini menurunkan suku bunga deposito hingga 25 basis points (bps). Bahkan special rate deposito Bank Mandiri saat ini hanya di kisaran 10%.
Meskipun bank besar masih kebanjiran likuiditas, sejatinya pertumbuhan DPK mulai menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data Bank Indonesia pada Juli 2014, pertumbuhan DPK tercatat turun. DPK hanya tumbuh 10,36% year on year pada Juli 2014, melambat dibandingkan Juni 2014 yang mencapai 13,67%.
Perlambatan pertumbuhan DPK terutama dipicu giro yang tercatat tumbuh negatif menjadi -1,28% year on year dari 11,91% pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan deposito tercatat mengalami penurunan menjadi 16,74% year on year dari 17,77% pada bulan sebelumnya. Adapun pertumbuhan tabungan naik menjadi 9,86% year on year dari 9,45% pada bulan sebelumnya.
Dihubungi terpisah, Plt Direktur Utama & Wakil Direktur Utama PT Bank Permata Tbk Roy Arman Arfandy mengatakan pertumbuhan deposito sejauh ini masih cukup stabil. Dia memperkirakan penurunan suku bunga deposito bisa dilakukan pada 2 bulan atau 3 bulan ke depan.