Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melambat, Kredit di Eks Banyumas Hanya Tambah Rp1,73 Triliun

Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto menilai penyaluran kredit pada Oktober di Eks Karesidenan Banyumas mengalami kenaikan senilai Rp1,73 triliun atau tumbuh 10,66% secara year on year (y-o-y) dan 0,42% secara mont to month (m-t-m).nn
Dari sisi penghimpunan dana, pada Oktober eks-Karesidenan Banyumas mengalami pertumbuhan./Bisnis.com
Dari sisi penghimpunan dana, pada Oktober eks-Karesidenan Banyumas mengalami pertumbuhan./Bisnis.com

Bisnis.com, BANYUMAS—Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto menilai penyaluran kredit pada Oktober di Eks Karesidenan Banyumas mengalami kenaikan senilai Rp1,73 triliun atau tumbuh 10,66% secara year on year (y-o-y) dan 0,42% secara mont to month (m-t-m).

Kendati demikian, pertumbuhan itu secara y-o-y mengindikasikan perlambatan, karena merupakan pertumbuhan yang terkecil selama tahun ini.

Jika ditilik berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja tumbuh sebesar 15,8% (y-o-y), disusul dengan kredit konsumsi sebesar 8,34% (y-o-y). Sementara itu, kredit investasi masih tumbuh negatif di level -2,99% (y-o-y).

Kepala Perwakilan BI Purwokerto Rahmat Hernowo memaparkan perlambatan kredit invetasi ini terutama disumbang oleh perlambatan di kawasan Banyumas, yang secara tahunan pertumbuhannya negatif, sebesar -8,67%.

“Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi di tiga kabupaten lainnya masih menunjukkan pertumbuhan yang positif,” paparnya, Kamis (4/12/2014).

Dari sisi penghimpunan dana, pada Oktober eks-Karesidenan Banyumas mengalami pertumbuhan sebesar 13,21% (y-o-y). Hingga Oktober 2014, DPK yang berhasil dihimpun bank umum sebesar Rp17,01 triliun, atau turun sebesar Rp112,2 miliar dibandingkan dengan Juli 2014.

Rahmat menambahkan penurunan ini disumbang oleh penurunan giro, terutama pada rekening pemerintah daerah, yaitu untuk pembayaran sejumlah proyek pemerintahan. Secara tahunan, pertumbuhan giro juga masih menunjukkan perlambatan, yaitu sebesar -5,95%.

Walaupun jumlah dana secara keseluruhan turun, namun pertumbuhan deposito masih tetap tinggi, yaitu sebesar 36,92% (y-o-y) dan 3,86% (m-t-m). Jumlah deposito yang pada September sebesar 4.179.481 juta, pada Oktober naik menjadi 4.340.899 juta, atau bertambah sebesar +161 miiliar.

Dia memaparkan isu kenaikan bbm yang sudah terdengar sejak Oktober membuat masyarakat memilki ekspektasi bahwa harga cenderung akan naik, begitu pula dengan suku bunga.

“Hal ini juga sejalan dengan Survei Konsumen BI Purwokerto. Sebanyak 38% responden memperkirakan suku bunga akan naik,” ujarnya.

Dengan prediksi kenaikan suku bunga tersebut, preferensi masyarakat untuk menempatkan dana lebih besar dibandingkan untuk konsumsi. Bunga deposito yang juga lebih besar daripada bunga tabungan membuat masyarakat cenderung menempatkan dananya dalam bentuk deposito.

Dengan perkembangan kredit dan dana sebagaimana di atas, rasio kredit terhadap dana bank umum (loan to deposit ratio / LDR) tercatat sebesar 105,29%. Hal ini menunjukkan permintaan kredit yang masih cukup tinggi.

Namun begitu, penghimpunan dana lokal harus ditingkatkan. Rasio LDR yang melebihi angka 100% memberi sinyal adanya supply dana antar kantor cabang/wilayah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper