Bisnis.com, JAKARTA - Rizal Ramli yang kerap melontarkan kritik pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo dipercaya untuk menjadi Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk menggantikan Peter B. Stok.
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (EKUIN) pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ini, ditunjuk menjadi Komut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank BNI pada Selasa (17/3/2015).
Rizal Ramli cukup vokal dalam mengkritik Jokowi. Dia pernah melontarkan kritik mengenai 100 hari pemerintahan Jokowi. Menurutnya, Jokowi selama tiga bulan lebih tidak berpihak kepada rakyat kecil.
"Kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahan Jokowi dalam tiga bulan pertama menyengsarakan kelas menengah bawah," tegasnya dalam sebuah diskusi, Rabu (4/2/2015).
Dia menilai kebijakan ekonomi yang merugikan rakyat adalah penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Menurut Rizal, kenaikan BBM itu berdampak sangat besar bagi kehidupan masyarakat menengah kebawah.
"BBM dinaikan, gas dinaikkan. Tapi pertamax tidak dinaikkan. Ini bertentangan dengan trisakti dan nawa cita. Saya lihat ada upaya pembelokan," ujarnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, pria kelahiran Padang, Sumatra Barat, ini pernah menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) sepanjang Maret 2000 sampai Februari 2001.
Jabatan Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 2001 dan Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan pernah diemban oleh Rizal.
Doktor Ekonomi dari Boston University ini pernah diangkat menjadi penasihat ahli Perserikatan Bangsa Bangsa bersama ekonom internasional lainnya seperti peraih Nobel Ekonomi, Prof. Amartya Sen dari Harvard University.
Rizal juga pernah membentuk ECONIT Advisory Group bersama dengan ekonom lainnya.
Lembaga think-tank ekonomi independen ini sering mengkritisi kebijakan ekonomi pada pemerintah Orde Baru.
Tidak hanya itu, Rizal pernah menjabat Presiden Komisaris PT Semen Gresik Tbk periode 2006 hingga 2008 dan dosen Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.