Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit yang melambat membuat dana pihak ketiga (DPK) yang berasal dari masyarakat menumpuk, terutama di deposito.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, per April 2015 pertumbuhan kredit hanya mencapai 10,3% menjadi Rp3.747,3 triliun. Sementara itu, DPK naik 14,5% menjadi Rp4.274,9 triliun.
Pertumbuhan DPK ditopang oleh produk deposito yang memberikan bunga paling tinggi kepada nasabah. Per April 2015, dana deposito naik 22,53% menjadii Rp2.004,18 triliun. Lantas, siapa saja pemilik dana-dana ini?
Data BI menunjukkan, hingga April 2015 deposito di perbankan yang dimiliki oleh individu mencapai Rp1.064,34 triliuna atau 53% dari total deposito. Jumlah deposito milik individu juga naik 24,7% secara tahunan.
Selain individu, pemilik dana deposito yang cukup besar antara lain perusahaan asuransi dan pemerintah daerah. Porsi deposito milik asuransi mencapai 6,46% atau Rp129,631 triliun sedangkan porsi deposito milik pemda mencapai 4,76% atau Rp95,423 triliun.
Sebelumnya, Hans Kwee, analis PT Quant Capital Investama, memprediksi, penempatan dana di deposito akan tetap menumpuk selama ekspansi kredit berjalan lambat.
Dia mengatakan risiko investasi di produk deposito juga lebih aman ketimbang produk investasi lain. "Di saham banyak outflow, tekanan di pasar bond juga meningkat jadi investor lebih aman menaruh uang di deposito," jelasnya.
Berdasarkan data BI, per April 2015 tingkat bunga deposito mengalami kenaikan antara 25 bps - 106 bps dalam satu tahun terakhir. Kenaikan paling tinggi tercatat untuk deposito tenor 12 bulan sedangkan deposito tenor satu bulan turun 25 bps.