Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Jiwasraya meraup pendapatan premi Rp4,5 triliun pada Juli 2015 atau telah mencapai 70,7% dari total premi yang dikumpulkan sampai akhir tahun lalu sebesar Rp6,36 triliun.
Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya mengatakan faktor menguatnya nilai tukar dollar membuat nasabah yang mengantongi polis dalam mata uang itu serentak mengubahnya ke rupiah.
“Kemungkinan untuk membayar polis annual dalam mata uang dollar agak berat, makanya banyak ganti ke rupiah sehingga preminya naik,” katanya seperti dikutip Bisnis, (10/8/2015).
Meski demikian, Hendrisman mengatakan jumlah pendapatan premi per Juli itu baru mencapai 43,2% dari target tahun ini sebesar Rp10,4 triliun.
Adapun, dia mengatakan faktor konversi polis juga berimbas pada tingginya penebusan klaim yang naik hampir 30%. Sampai Juni, jumlah klaim yang harus dibayar Jiwasraya mencapai Rp2,29 triliun.
Selain itu, Hendrisman mengatakan faktor ekonomi yang melambat juga membuat hasil investasi perseroan menurun dibandingkan tahun lalu.
Sampai Juni, hasil investasi baru mencapai Rp498,91 miliar atau mencapai 32,5% dibandingkan total investasi Desember 2014 Rp1,53 triliun.
“Kami pantau terus sampai bulan Agustus ini hasil investasi agak menurun mengikuti gejolak ekonomi ya,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya optimistis tetap menutup target premi karena pemasukan premi baru biasanya akan marak pada kuartal IV.
Salah satunya, dengan meluncurkan produk asuransi unit linked pada semester II/2015 ini. Saat ini, porsi unit linked masih dibawah 5% dengan mayoritas portofolio perseroaan disumbang oleh segmen tradisional.
Nantinya, Hendrisman berharap kontribusi unit linked dapat berkontribusi 5-10% sampai akhir tahun. Pasalnya, produk unit linked masih dinilai prospektif untuk terus digenjot.
Terlebih, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia menyatakan produk asuransi jiwa unit linked masih menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan premi industri asuransi jiwa sebesar 53,9% sedangkan produk tradisional hanya 46,1% pada kuartal I/2015.
Sampai Juli, dia mengatakan jalur grup atau kumpulan masih mendominasi sebesar 67% dari total premi sedangkan 33% sisanya disumbang dari individu.
Adapun, Hendrisman mengatakan rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC) sampai Juli mencapai 136% atau menanjak dibandingkan posisi Juni 128,15%.
Dilansir dari laporan keuangan, laba yang dicapai Jiwasraya Rp169,5 miliar atau baru mencapai 25,6% per Juni 2015 dibandingkan dengan pencapaian akhir tahun lalu sebesar Rp661,6 miliar.