Bisnis.com, JAKARTA – Industri asuransi umum mencatatkan peningkatan klaim sebesar 37,3% menjadi Rp13,5 triliun sepanjang semester I/2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), rerata 78 perusahaan asuransi mengalami peningkatan klaim yang signifikan disumbang oleh empat lini bisnis yaitu asuransi energi, pesawat udara dan satelit, rangka kapal dan properti.
Klaim asuransi energi meningkat 180,8% menjadi Rp501,5 miliar. Di belakangnya, asuransi pesawat udara dan satelit mencatatakan peningkatan klaim 166,9% menjadi Rp164,4 miliar.
Selanjutnya, klaim asuransi rangka kapal meningkat 104,2% menjadi Rp784,7 miliar. Adapun, klaim asuransi properti melonjak 80,6% menjadi Rp3,43 triliun.
Anita Faktasia, Ketua Departemen Statistik, Riset dan Analisa (AAUI) mengatakan meningkatnya klaim asuransi energi dan rangka kapal lebih disebabkan klaim tahun lalu yang baru dibayarkan pada tahun ini.
Artinya, proyek energi dan rangka kapal yang harus ditanggung perusahan asuransi terjadi pada tahun lalu namun pembayarannya baru tuntas pada periode ini.
“Sementara itu, tingginya klaim properti karena adanya pengaturan rate OJK pada awal tahun dan preminya meningkat, sedangkan kecelakaan udara besar dikarenakan kecelakaan pesawat Air Asia lalu,” katanya dalam paparan kinerja Industri Asuransi Umum, Senin (24/8/2015).
Anita mengatakan tingginya klaim asuransi properti berbanding lurus dengan jumlah premi bruto yang dicapai. Hingga semester I/2015, premi bruto asuransi properti mencapai Rp7,94 triliun atau meningkat 18,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, dia mengestimasi nilai klaim yang dibayarkan oleh PT Asuransi Sinar Mas (ASM) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) pada kecelakaan pesawat Air Asia awal tahun berkontribusi sebesar 90% dari nilai klaim lini bisnis itu sepanjang semester I/2015.
Sementara itu, tingginya klaim asuransi properti berbanding lurus dengan jumlah premi bruto yang dicapai. Hingga semester I/2015, premi bruto asuransi properti mencapai Rp7,94 triliun atau meningkat 18,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.