Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan nasional diminta berkonsolidasi demi melonggarkan persaingan agar tingkat bunga kredit menurun sehingga tak lagi membebani usaha masyarakat.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau bank-bank swasta di Indonesia melakukan penggabungan usaha (merger) agar jumlah bank nasional berkurang dari semula berjumlah 118 bank menjadi hanya kurang dari 50 perusahaan.
"Tentu dalam rangka konsoldasi pada akhirnya harus merger, sehingga targetnya harus rasional jumlah bank di Indonesia. Ada yang mengatakan [jumlah ideal] 20 cukup, ada 50, ya sekitar itulah,"ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Kamis (21/1/2015).
Dia memaparkan, tingkat bunga kredit di Indonesia terbilang tinggi dibandingkan bunga bank di negara Asia lain. Hal itu disebabkan bank-bank bersaing ketat untuk mencari dana kelolaan.
Perusahaan perbankan mengiming-imingi nasabah dengan bunga simpanan yang tinggi agar mereka tertarik berinvestasi dan menaruh dana di bank. Di saat bersamaan, bank terpaksa menetapkan bunga kredit menjulang untuk mengimbangi beban biayanya.
"Artinya, supaya bunga lebih rendah, maka bank harus konsolidasi agar tidak membuat bunga naik," katanya.
Dengan penurunan jumlah bank, persaingan memburu dana pihak ketiga tak lagi ketat. Bunga deposito pun dapat terkendali sehingga bunga kredit tak melonjak.
Intinya, Kalla berharap supaya kinerja perbankan nasional dapat membaik dari pertumbuhan ekonomi, bukan dari membebani masyarakat dengan bunga tinggi.
"Orang nanti lebih suka dihidupkan dengan bunga, bukan dengan pohon atau tanamannya," tuturnya.