Bisnis.com, JAKARTA - Meningkatnya serangan hacker diprediksi turut mendorong permintaan terhadap asuransi siber.
Perusahaan asuransi terbesar di Denmark, Tryg, memperkirakan dalam 5 tahun ke depan, 90% pelanggan akan membeli asuransi siber seiring dengan meningkatnya serangan hacker dan virus terhadap data krusial dan sistem IT.
Tryg sendiri sejak pergantian tahun telah menjual 5.000 polis asuransi siber.
"Tidak ada klien korporat saat ini yang tidak memiliki asuransi bangunan atau mobil mereka, tapi saya pikir dalam beberapa tahun ini akan menjadi bukti bahwa Anda perlu berasuransi melawan kejahatan siber," ujar Morten Hubbe, Chief Executive Tryg.
Awalnya meningkatnya permintaan untuk asuransi siber didorong oleh serangan ransomware, Wannacry, yang menginfeksi lebih dari 300.000 komputer di seluruh dunia pada Mei lalu.
Hubbe memperkirakan bahwa sekitar 50% klien korporat perusahaan akan membeli asuransi siber pada 2020 dan hanya butuh beberapa tahun setelahnya untuk mencapai 90%.