Bisnis.com, JAKARTA — Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dulu dikenal dengan sebutan tenaga kerja Indonesia (TKI) memang bukan pekerja sembarangan. Tahun lalu, tabungan tertinggi dari Korea Selatan sebesar Rp770 juta.
Setidaknya itulah yang dinyatakan GM PT Bank Negara Indonesia Tbk. Seoul, Wan Andi A pada hari pertama 2018. Digarisbawahi, selama setahun, BNI berhasil menghimpun tabungan 3.100 pekerja dengan nominal Rp43,5 miliar.
“Kiriman uang lewat BNI Seoul rata-rata 2.500 slip per bulan. Nasabah penabung tertinggi berasal dari daerah Jawa Barat dengan saldo mencapai Rp770 juta rupiah,” ujarnya melalui keterangan resmi Kedubes Korsel, Selasa (2/1/2018).
Sudah bukan rahasia lagi bahwa PMI di Korsel memang mendapatkan gaji yang sama dengan warga setempat atau kisaran Rp15 juta. Selain itu, tingkat lemburannya juga banyak sehingga per bulan bisa meraup antara Rp20-Rp30 juta. Belum lagi tempat tinggal gratis dan makan dua kali ditanggung perusahaan.
“Dalam kalkulasi sederhana saya, setiap bulan mereka mampu menyisihkan uang rata-rata Rp15 juta. Nah, kalau mereka disini 4 tahun 10 bulan, silakan kalikan sendiri,” ujarnya.
Keberadaan BNI di Seoul antara lain untuk menjembatani para pekerja berkantong tebal tersebut. Aktivitas BNI terkait pekerja Indonesia antara lain bekerja sama dengan KBRI dalam kegiatan pemberdayaan dan pemberian beasiswa bagi TKI yang melanjutkan studi di Universitas Terbuka (UT).
Selama beroperasi hampir dua tahun, performance BNI Seoul cukup yahud. Profit tahun lalu sebanyak KRW 2.075 miliar Won atau setara US$1,95 juta (Rp26 miliar). Sedangkan asetnya kini meroket menjadi KRW 309 Milyar atau US$290 juta.
“Pada tahun 2018, BNI Seoul akan mulai fokus pada Indonesia related business, khususnya pembiayaan transaksi perdagangan atau perdagangan antara Korea dan Indonesia,” ujar Andi.