Bisnis.com, JAKARTA – PT Avrist Assurance membukukan laba setelah pajak pada 2018 senilai Rp249,04 miliar, meningkat 47,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp168,8 miliar.
Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur Avrist Anna Leonita dalam paparan kinerja perusahaan dan perkenalannya sebagai pimpinan baru di Avrist, Rabu (8/5/2019) di Jakarta. Dia menyampaikan, meskipun perusahaan membukukan peningkatan laba bersih, laba komprehensif tercatat berbalik rugi.
Pada 2018, Avrist membukukan kerugian komprehensif Rp216,4 miliar, sedangkan pada tahun sebelumnya perusahaan mencatatkan laba komprehensif Rp452,2 miliar. Penurunan tersebut, menurut Anna, di antaranya didorong oleh fluktuasi pasar modal yang turut menekan hasil investasi Avrist.
Avrist membukukan premi Rp1,6 triliun pada 2018 atau menurun 0,94% dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp1,62 triliun. Pada 2018 terjadi pergeseran porsi premi, yaitu premi reguler yang tahun sebelumnya berkontribusi 49,86% meningkat menjadi 53,88%.
Avrist mencatatkan premi reguler Rp808,86 miliar pada 2017 dan meningkat 11,02% pada 2018 menjadi Rp898 miliar. Sedangkan premi tunggal senilai Rp813,5 miliar pada 2017 menurun 12,8% pada 2018 menjadi Rp709,1 miliar.
Selain itu, perusahaan pun membukukan pertumbuhan annualized new premium (ANP) 18,6% dari Rp284,7 miliar pada 2017 menjadi Rp337,8 miliar pada 2018.
"ANP kami tumbuh padahal berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia [AAJI] rata-rata ANP asuransi jiwa menurun 9% [pada 2018]. Kontribusi ANP cukup besar didukung oleh bisnis grup," ujar Anna kepada Bisnis, Rabu (8/5/2019).
Dia pun menjelaskan, Avrist akan fokus mengembangkan produk berbasis proteksi. Hal tersebut sejalan dengan capaian pada 2018 di mana produk tradisional berkontibusi hingga 70% dari total pendapatan premi.