Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank milik negara sedang berburu pinjaman dalam bentuk sindikasi maupun surat utang dengan mata uang asing maupun rupiah di tengah pandemi. Dari empat bank BUMN, siapa yang paling agresif mencari dana?
Pada posisi pertama, yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Perseroan baru saja membentuk program Euro Medium Term Note (EMTN) senilai US$2 miliar atau setara Rp30 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS).
Pembentukan EMTN yang dilakukan pada 6 Mei 2020 ini, akan ditawarkan dikemudian hari dengan memperhatikan kebutuhan perseroan serta situasi dan kondisi global. Surat itu didaftarkan di Singapore Stock Exchange (SGX-XT).
Selain itu, emiten berkode BBNI ini juga telah menerbitkan sertifikat deposito tanpa warkat atau Negotiable Certificate of Deposit (NCD) I BNI 2020 senilai Rp1,390 triliun pada 12 Mei 2020. Jika nilai dana yang dibidik dari EMTN dan penerbitan NCD, maka bank dengan logo 46 ini berburu dana sekitar Rp31,69 triliun.
Kedua, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang telah menerbitkan Euro MTN sebanyak dua kali pada tahun ini. Apabila dirinci, dari rencana penerbitan EMTN US$2 miliar atau setara Rp30 triliun, perseroan telah menerbitkan US$750 juta pada April 2020 dan US$500 juta pada 13 Mei 2020 kemarin.
Artinya, masih ada sisa US$750 juta EMTN yang belum diterbitkan dan belum dipastikan waktu penerbitannya. Selain itu, perseroan juga telah menerbitkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) II Tahap 1 senilai Rp1 triliun. Apabila ditotal, maka target dana yang dibidik dari EMTN dan PUB, Bank Mandiri berencana mendapatkan Rp31 triliun.
Baca Juga
Direktur Treasury, International Banking & Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan EMTN tersebut telah direncanakan jauh-jauh hari sebelum pandemi Covid-19 terjadi yakni tepatnya pada 2018.
Pada awalnya, penerbitan EMTN tahun ini merupakan bagian dari strategi bank untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara jangka menengah dan panjang. Namun, ketika terjadi pandemi Covid-19, perseroan memanfaatkan rencana penerbitan EMTN ini sebagai antisipasi kondisi lasar yang terdampak pandemi.
"Belum ada rencana penerbitan obligasi lainnya hingga saat ini," katanya kepada Bisnis, Kamis (14/5/2020).
Posisi ketiga, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang berhasil memperoleh komitmen pinjaman luar negeri senilai US$1 miliar atau setara Rp15 triliun pada tahun ini. Pinjaman diperoleh dalam skema club loan yang berasal dari 10 bank regional Asia, Eropa, dan Amerika.
Fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur liabilitas dan meningkatkan net stable funding ratio, menjaga likuiditas valas dan menyiapkan sumber pendanaan untuk ekspansi kredit.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa pinjaman luar negeri ini memperlihatkan kepercayaan investor asing terhadap BRI dan Indonesia masih cukup tinggi di tengah ketidakpastian global. Terlebih lagi menjadi bukti bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi menarik di dunia.
Pinjaman club loan ini terdapat tiga fasilitas yang diberikan: Tranche A senilai US$ 500 juta selama 1 tahun, Tranche B senilai US$ 200 juta selama 2 tahun, dan Tranche C senilai US$ 300 juta selama 5 tahun.
Posisi keempat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. masih berencana menerbitkan bond berdenominasi rupiah senilai Rp5 triliun tahun ini.
Direktur Finance, Planning, & Treasury PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Nixon L. P. Napitupulu mengatakan perseroan tidak akan menerbitkan obligasi rupiah bukan valas yang seperti yang akan diterbitkan banyak perusahaan pelat merah.
"Bukan valas, tetapi rupiah dengan nilai sekitar Rp5 triliun tahun ini," katanya.